Senjata Tradisional – Sejak zaman dahulu kala, sesuatu yang disebut sebagai senjata sudah dipergunakan oleh nenek moyang secara turun temurun. Tentu saja senjata yang digunakan pada masa dahulu kala tersebut tidak sama dengan senjata yang digunakan pada saat ini. Manusia pada zaman dahulu biasanya menggunakan kayu, batu, atau tulang binatang yang kini disebut sebagai senjata tradisional.
Berkembangnya zaman tentunya juga membuat peradaban manusia semakin berkembang, termasuk dengan senjata yang dipergunakan. Manusia menjadi lebih pandai dalam membuat senjata, mulai yang berasal dari logam seperti besi, baja,atau perunggu hingga bentuknya pun semakin beragam. Meski demikian, senjata tradisional tidak harus begitu saja dilupakan.
Senjata Tradisonal Sulawesi Selatan
Salah satu senjata tradisional Sulawesi Selatan adalah Badik Raja, senjata ini berasal dari Kajuara, Kabupaten Bone. Senjata ini memiliki panjang 20 s/d 25 cm. Senjata ini merupakan salah satu benda paling sakral di Sulawesi Selatan.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Badik Raja ini dibuat oleh makhluk ghaib atau makhluk halus hingga dianggap memiliki nilai sakral yang tinggi. Meskipun benda ini terbuat dari logam kualitas tinggi.
Senjata Tradisional Papua
Kapak batu menjadi salah satu senjata tradisional Papua, senjata ini merupakan alat yang digunakan masyarakat pedalaman pada masa lampau. Terbuat dari batuan yang diikat dengan rotan pada pegangan dari sepotong kayu.
Seiring perkembangan zaman, senjata tradisional ini di duga sudah mulai punah dan tidak lagi digunakan, hanya kelompok tertentu dan terisolir di dalam hutan lah yang diduga masih menggunakan senjata tersebut.
Senjata Tradisional Maluku
Salah satu jenis senjata tradisional Maluku bernama Parang Salawaku, senjata ini terdiri dari dua bagian yakni parang (pisau panjang) dan Salawaku (perisai). Senjata ini pernah digunakan untuk melawan penjajah.
Parang Salawaku juga melambangkan pemerintahan kota Ambon, selain itu senjata ini juga merupakan simbol kemerdekaan dari rakyat Maluku. Anda dapat menemui senjata tradisional ini dalam tarian Cakelele.
Senjata Tradisional Lampung
Terapang merupakan senjata tradisional khas Provinsi Lampung berbentuk menyerupai keris, dahulu senjata tradisional ini digunakan oleh para bangsawan untuk melindungi diri dari serangan musuh. Namun, kini Terapang lebih sering digunakan sebagai pelengkap pakaian adat pengantin pria dan juga digunakan pada acara ritual adat lainnya.
Senjata tradisional Terapang ini sangat populer di Lampung, Terapang memiliki bulu unik yang terbuat dari kayu. Kayu bukanlah sembarang kayu karena melambangkan keberanian. Terapang pada dasarnya tidak ditemukan di semua daerah Provinsi Lampung, senjata ini hanya terdapat di dalam kebudayaan masyarakat Lampung Abung saja, yaitu Tulang Bawang Udik dan Kabupaten Lampung Utara.
Berdasarkan dari penelusuran para arkeologis, ditemukan bahwa senjata keris khas Lampun ini sudah ada sejak sekitar abad ke-12 yaitu pada zaman kekuasaan Kerajaan Tulang Bawang. Karapang juga memiliki nama lain, yaitu Kris Gabus. Sultan Iskandar Muda pernah menghadiahi Keris Gabus atau Terapang ini kepada King James 1 (Inggis pada 1613 yang dibuat di Minangkabau.
Senjata Tradisional Bengkulu
Banyak senjata tradisional yang digunakan dalam budaya masyarakat Bengkulu sesuai dengan pengaruh kebudayaan yang terdapat di daerah tersebut. Kebudayaan sub etnis Melayu yang telah tumbuh, berkembang pesat di dalam masyarakat Bengkulu pada zaman dahulu.
Senjata tradisional Bengkulu memiliki nilai keunikan sendiri, dari sekian banyak senjata tradisional beberapa yang paling populer antara lain, Keris, Rambai Ayam, Sewar Dodong,dan Rudus. Akan tetapi yang paling melekat di dalam kebudayaan adat masyarakat Bengkulu adalah Keris.
Bengkulu mempunyai senjata tradisional dengan nama Keris, bukan sembarang keris. Keris ini memiliki panjang 13 jari dan berbentuk lurus. Digunakan oleh para kepala adat dan hulu balangnya untuk berperang, membela diri dan pada upacara adat. Selain itu, keris ini juga dianggap keramat dan pemberani bagi para pemegangnya.
Senjata Tradisional Kepulauan Riau
Kepulauan Riau memiliki senjata khas yang dinamakan Badik Tumbuk Lado. Senjata tradisional ini memiliki bentuk seperti sebuah belati dengan panjang 27 cm hingga 29 cm, selain itu memiliki lebar antara 3,5 cm hingga 4 cm. Senjata ini dahulunya digunakan oleh para lelaki untuk berburu dan perlengkapan untuk melindungi diri.
Akan tetapi, senjata tradisional seakan beralih fungsi seiring dengan perkembangan zaman. Badik Tumbuk Lado hanya digunakan untuk perlengkapan pakaian adat yang biasa dipakai saat upacara pernikahan atau acara besar yang diadakan di Kepulauan Riau.
Tidak diketahui secara pasti awal mula senjata ini digunakan oleh kebanyakan orang Melayu, namun sejak dahulu masyarakat Melayu Kepulauan Riau menggunakan senjata ini untuk berburu dan melindungi diri dari serangan musuh. Senjata ini juga merupakan sebuah simbol keperkasaan dan kegagahan seorang pria.
Filosofi Badik Tumbuk Lado tidak jauh berbeda dengan keris yang seringkali disebut sebagai simbol pemersatu bangsa Melayu. Badik pun begitu, pada hakekatnya senjata selain dibuat sebagai alat yang digunakan memudahkan manusia juga sebagai lambang keberanian dan bukan digunakan sebagai simbol permusuhan.
Senjata Tradisional Jambi
Senjata TradisionalJambi memiliki senjata tradisional yang disebut dengan Badik Tumbuk Lada, senjata ini mempunyai bentuk yang sangat mirip dengan keris berbentuk lurus dan sedikit pendek. Bagian kepala senjata ini terbuat dari tanduk atau kayu, selain itu wilahan keris ini ada yang lurus dan juga ada yang berlekuk.
Uniknya senjata tradisional ini adalah pangkal sarung keris ini membentuk bulan sabit. Badik merupakan senjata tradisional khas melayu yang ada di pulau Sumatera dan Kepulauan Riau serta Semenanjung Melayu. Nama senjata ini sangat terkenal di kalangan masyarakat semenanjung melayu.
Arti nama Badik Tumbuk Lada, Badik diambil dari kata serapan masyarakat Bugis yang artinya adalah senjata. Sementara dalam bahasa Melayu Tumbuk Lada memiliki arti yang sama dengan pengucapannya. Secara harfiah senjata tradisional ini biasa digunakan sebagai alat untuk mendukung kehidupan masyarakat melayu.
Senjata Tradisional Bangka Belitung
Bangka Belitung memiliki senjata tradisional yang disebut dengan nama senjata Siwar Panjang. Senjata Siwar Panjang memiliki bentuk yang menyerupai pajang. Bentuknya lurus dan meruncing pada bagian ujungnya. Gagang senjata ini menonjol pada bagian ujung. Selain itu senjata ini juga memiliki sarung yang berbentuk seperti tongkat.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung atau dapat disingkat dengan menyebut Babel merupakan suatu provinsi hasil pemekaranwilayah Provinsi Sumatera Selatan. Provinsi ini dibentuk bersama dengan pembentukkan Provinsi Banten dan Gorontalo, yaitu pada tahun 2000 silam. Beragam adat dan budaya menghiasi provinsi ini bahkan beragam senjata tradisionalnya.
Selain Siwar Panjang, Bangka Belitung juga memiliki senjata tradisional lain yang tak kalah populer di kalangan masyarakatnya. Senjata itu antara lain, Parang Bangka dan Kedik. Kedua senjata ini juga banyak digunakan oleh para masyarakat adat yang ada di kepulauan Bangka Belitung.
Senjata Tradisional Sumatera Selatan
Selain terkenal akan kuliner pempeknya yang legendaris, Sumatera Selatan juga terkenal memiliki banyak peninggalan benda bersejarah, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Keris merupakan salah satu senjata tradisional yang dimiliki oleh Sumatera Selatan. Senjata ini memiliki lekukan-lekukan dengan jumlah ganjil seperti 7,9,dan 13.
Salah satu peninggalan bersejarah yang memiliki wujud adalah senjata tradisional, hal ini menarik untuk diamati, karena senjata tradisional dapat menjadi bahan perbincangan baru selain yang sering dibahas mengenai Sumatera Selatan yang notabene adalah tarian maupun pakaian adat yang dimiliki oleh masyarakat sumsel.
Selain Keris, Sumatera Selatan juga mempunyai Tombak Trisula, seperti halnya kujang dari Sunda, mandau dari Kalimantan. Tombak Trisula merupakan senjata tradisional yang dikenal berasal dari Palembang Sumatera Selatan. Meski demikian, hingga kini belum diketahui secara pasti sejak kapan senjata ini menjadi senjata tradisional khas Palembang.
Menurut para ahli, perkembangan tombak trisula diduga berkaitan dengan perkembangan kebudayaan Hindu pada masa kejayaan kerajaan Sriwijaya yang memang berpusat di Palembang, Sumatera Selatan.
Senjata Tradisional Aceh
Terdapat beberapa jenis senjata tradisional yang digunakan oleh kebanyakan masyarakat yang berada di daerah Aceh. Satu yang paling terkenal adalah Rencong, senjata tradisional ini memiliki bentuk seperti huruf L. Panjang mata pisaunya mencapai 10 hingga 50 cm. Mata pisau dari rencong juga ada yang melengkung seperti keris tetapi tidak lebih banyak dari yang lurus seperti pedang.
Senjata ini sangat spesial karena hanya digunakan oleh raja, sementara itu yang lebih membuat spesial adalah mata pisau rencong terbuat dari emas. Juga terdapat sarung rencong yang terbuat dari emas selain yang terbuat dari gading gajah, bahkan juga ada yang dibuat dari bahan tanduk kerbau.
Akan tetapi, pada umumnya sarung rencong terbuat dari bahan kayu. Rencong sendiri bisa dibedakan menurut bentuknya, sebutan Rencong Meuncugek untuk rencong yang ujung gagangnya melengkung, sementara Rencong Meupucok untuk rencong yang gagangnya terlihat kecil di bagian bawah dan membesar di bagian atas.
Senjata Tradisional Riau
Pedang Jenawi merupakan salah satu senjata tradisional yang dimiliki Riau, senjata ini digunakan sebagai alat untuk melindungi diri dari ancaman lingkungan pada zaman dahulu. Seperti, untuk melawan binatang buat atau sebagai perlengkapan berperang melawan suku lain. Seiring berkembangnya zaman senjata ini lebih sering digunakan sebagai pelengkap pakaian adat.
Senjata berbentuk pedang ini memiliki bentuk lurus panjang dan mempunyai tonjolan kecil pada ujung pegangannya. Panjang pedang ini dapat mencapai satu meter. Senjata tradisional asal Riau yang lain adalah Kelewang yang kerap digunakan oleh prajurit tempo dulu, ada pula badik tumbuk lada yang berbentuk seperti keris.
Bukan sembarang orang yang dapat memiliki senjata ini, pemakai pedang jenawi pastilah orang yang memiliki kecerdasan, orang yang dihormati sehingga menjadi panutan dan sebagainya. Pedang ini juga mempunyai tiga sisi, yakni bagian kiri, kanan, dan depan. Pedang Jenawi digunakan masyarakat Melayu Riau untuk menentang Belanda pada 1947-1949.
Senjata Tradisional Sumatera Barat
Selain alat musik tradisional, Sumatera Barat juga memiliki beberapa senjata tradisional yang terkenal dan berkembang di kalangan masyarakatnya. Beberapa senjata tradisional tersebut biasanya dipergunakan sebagai alat untuk berburu, mempertahankan diri dan juga digunakan sebagai kelengkapan atau aksesoris.
Sumatera Barat juga mempunyai senjata tradisional yang disebut dengan nama Karih, senjata tradisional ini juga memiliki kemiripan dengan keris yakni bentuknya. Karih menyerupai keris atau belati dengan ukiran yang indah pada bagian gagang dan sarung. Keris ini biasanya diletakkan di bagian depan.
Selain itu, Karih jugadapat digunakan sebagai kelengkapan atau aksesoris yang dipakai oleh kaum laki-laki yang diletakkan dibagian depan, umumnya dipakai oleh para penghulu terutama pada setiap acara resmi terutama dalam acara malewa gawa atau pengukuhan gelar.
Senjata Tradisional Sumatera Utara
Piso Gaja Dombak merupakan senjata tradisional asal Sumatera yang memiliki bentuk seperti pisau, senjata tradisional ini berfungsi untuk memotong dan menusuk. Satu hal yang membuat senjata tradisional ini terlihat unik dan menarik, terdapat ukiran berbentuk gajah pada sisi gagangnya.
Senjata ini dipercaya merupakan pusaka kerajaan Batak pada masa raja Sisingamangaraja I. Selain itu, senjata tradisional ini merupakan pusaka kerajaan, satu hal yang pasti bahwa senjata ini diperuntukkan untuk membunuh. Piso Gaja Dompak dipercaya sebagai jenis senjata tradisional yang memiliki kekuatan supranatural.
Kepercayaan bahwa Piso Gaja Dompak memiliki kekuatan supranatural membuat sang pemilik juga mendapat kekuatan supranatural yang bersumber dari senjata. Pemiliknya pun bukan sembarang orang karena Piso Gaja Dompak merupakan senjata yang diwariskan oleh kerajaan secara turun temurun kepada pewarisnya.
Senjata Tradisional Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat memiliki senjata tradisional yang bahkan terkenal ke segala penjuru Indonesia, senjata tersebut dikenal dengan nama Kujang. Senjata ini spesial karena memiliki lekukan yang sangat indah, pada bagian mata terdapat lubang-lubang kecil berjumlah 1 hingga 5 buah sebagai hiasan.
Bentuknya agak pendek dan melengkung, panjangnya sekitar 20 sampai 25 cm, ada yang berpendapat bahwa Kujang mulai dibuat pada abad ke-8 atau ke-9. Pendapat lain mengatakan bahwa Kujang mulai dibuat pada abad ke-14, yakni pada masa kerajaan Pajajaran yang dipimpin oleh Prabu Siliwangi.
Kujang ini merupakan lambang keagungan, pada awalnya kujang hanyalah digunakan sebagai alat untuk bertani. Tetapi seiring perkembangan, fungsi kujang pun juga turut berubah menjadi pusaka. Selain fungsinya, jenis kujang pun juga berbeda-beda, ada kujang ciung, kujang kuntul, kujang jago, kujang bangkong, kujang badak,dan kujang naga.
Senjata Tradisional Jakarta
Golok menjadisenjata tradisional Jakarta, atau lebih tepatnya suku Betawi. Senjata tradisional ini biasa digunakan sebagai pelengkap aksesoris pakaian adat selain digunakan sebagai senjata tradisional. Golok mempunyai dua bagian mata. Salah satu sisinya bermata tajam sedang pada sisi lain tidak tajam.
Bagi masyarakat Betawi, menurut arkeologi Uka Tjandrasasmita sebagai penduduk natif Sunda Kelapa, memiliki senjata tradisional yang belum terpengaruh kebudayaan asing sejak zaman neolitikum atau zaman batu. Hal ini dapat ditemukan pada bukti arkeologis di daerah Jakarta dan sekitarnya dimana terdapat aliran sungai Ciliwung, Cisadane dll yang sudah tentu didiami masyarakat.
Berdasarkan fungsinya, orang Betawi pada umumnya memisahkan golok yang dipakai untuk bekerja (gablongan) dengan golok simpenan (sorenan) yang dipakai saat hendak menyembelih hewan atau untuk melindungi diri. Golok Betawi biasanya terselip pada ikat pinggang hijau dan dipakai saat bekerja atau sedang berpergian sebagai alat menjaga diri.
Senjata Tradisional Jawa Tengah
Provinsi Jawa Tengah tak lepas dari keanekaragaman sejata tradisional yang dimiliki, paling banyak dikenal dan terkenal ke seluruh penjuru nusantara adalah Keris. Senjata keris selain digunakan sebagai senjata juga digunakan untuk menunjukkan kedudukan sosial di masyarakat.
Keris ini juga termasuk benda pusaka yang dikeramatkan, umumnya, keris diukir pada bagian gagang dan sarungnya. Keris ini menjadi senjata yang amat sangat dihormati, bukan sekadar senjata namun juga menjadi unsur budaya yang penting untuk dilestarikan. Secara simbolik, keris juga digunakan untuk menunjukkan kedewasaan seseorang.
Semua pria suku Jawa pada khususnya juga kaum bangsawan, dahulu kala selalu memakai keris dalam menjalankan tugas sehari-hari. Keris juga berfungsi untuk melengkapi busana tradisional yang mereka kenakan. Setiap pria mempunyai dua keris, salah satu digunakan untuk kegiatan sehari-hari sedangkan yang lainnya digunakan untuk acara resmi.
Senjata Tradisional Banten
Begitu juga dengan Banten yang merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan jenis budaya yang melimpah, mulai dari alat seperti senjata tradisional. Senjata tradisional masyarakat Banten sama dengan yang digunakan masyarakat Jawa Barat, yakni kujang dan serambit. Namun, terdapat salah satu yang terkenal di wilayah tersebut, yakni Golok Ciomas.
Ciomas merupakan salah satu nama daerah yang berada di Banten berjarak 20 km dar selatan kota Serang. Golok Ciomas dikenal memiliki banyak keistimewaan, selain karena ketazamannya, golok ini juga memiliki nilai mistis yang terkandung di dalamnya. Pada zaman penjajahan, golok Ciomas digunakan para jawa Banten untuk memerangi para penjajah.
Masyarakat Banten juga sering menyebut golok ini dengan nama Bedog, tetapi ada perbedaanya, bedog biasanya berfungsi sebagai sebuah peralatan. Untuk membedakan bedog sebagai peralatan dan sebagai senjata maka bedog yang digunakan sebagai peralatan diberi nama Bedog Ciomas.
Senjata Tradisional Jawa Timur
Senjata tradisional merupakan salah satu instrumen budaya Indonesia yang hingga hari ini masih mendapat banyak perhatian publik. Senjata tradisional memiliki peran dalam kehidupan pada masa lalu. Salah satu senjata tersebut adalah Clurit yang berasald dari Jawa Timur.
Senjata tradisional khas Jawa Timur biasanya disebut dengan nama clurit, clurit memiliki bentuk melengkung layaknya arit. Mata clurit sangatlah runcing dan tajam sehingga harus sangat berhati-hati dalam menggunakannya. Bagian gagang clurit biasanya terbuat dari bahan kayu atau logam.
Clurit diyakini dari legenda pak Sakera/Sakerah, seorang mandor tebu dari Pasuruan yang menjadi salah satu tokoh perlawanan pada Belanda. Beliau dikenal tak pernah meninggalkan clurit dan selalu membawanya dan digunakan untuk ketika beraktivitas sehari-hari.
Senjata Tradisional Yogyakarta
Menjelajah Provinsi Yogyakarta tak lengkap rasanya jika belum mengintip perkakas atau senjata tradisional dari provinsi yang terkenal akan objek wisata Malioboro ini. Layaknya provinsi lain, Jogja juga memiliki beberapa jenis senjata tradisional yang unik, bahkan memiliki nilai yang sangat kental dengan sejarah.
Selain menawarkan keindahan alam, Yogyakarta ternyata juga memiliki satu benda unik yang sarat akan sejarah. Senjata tradisional khas Jogja adalah keris. Senjata keris ini sangat dihormati dan dikeramatkan oleh semua masyarakat Jogja pada umumnya. Selain itu, senjata ini bahkan memiliki nama dan gelar.
Gelar tersebut seperti, Kanjeng Kyai Ageng Baru, Kanjeng Kyai Agung, dan Kanjeng Kyai Gadapatan. Di antara keris-keris di Kraton Yogyakarta yang menduduki tempat terpenting adalah kanjeng Kyai Ageng Kopek. Keris ini hanya boleh dikenakan oleh Sultan sendiri, sebagai lambang pemimpin rohani dan duniawi.
Senjata Tradisional Kalimantan Timur
Kalimanta Timur memiliki senjata tradisional yang dikenal dengan nama Mandau, senjata tradisional ini mempunyai bentuk yang menarik. Mandau diberi hiasan ukiran burung Enggang dan rambut manusia yang dibuat oleh para ahli besi yang juga mempunyai kekuatan mistis. Terdapat dua jenis mandau di Kalimantan Timur.
Mandau Tampilan, yakni mandau yang digunakan untuk perang melawan suku lain dan digunakan untuk acara resmi seperti ucapara adat tertentu. Lalu terdapat mandau yang digunakan sebagai alat untuk membantu kegiatan sehari-hari. Mandau adalah senjata tajam sejenis parang yang berasal dari kebudayang Dayak.
Berbeda dengan parang biasa, mandau memiliki ukiran pada bagian bilahnya yang tidak tajam, sering dijumpai tambahan lubang-lubang di bilah yang tertutup dengan kuningan atau tembaga dengan maksud memperindah senjata tersebut.
Senjata Tradisional Kalimantan Barat
Dohong merupakan senjata tradisional khas Kalimantan Barat yang mempunyai bentuk sebuah mata tombak yang juga dapat berfungsi sebagai pisau. Nama dari senjata tradisional ini khususnya masyarakat Dayak Ngaju adalah Dohong, selain itu senjata ini dianggap dan disebut sebagai salah satu senjata tertua.
Masyarakat Ngaju menggunakan senjata ini untuk serangan jarak dekat, senjata ini termasuk jenis senjata tikam atau tusuk yang sederhana dengan bilah yang simetris. Apabila dahulu senjata ini digunakan untuk berperang, saat ini Dohong hanya digunakan sebagai alat.
Kini senjata ini hanya dipakai sebagai alat untuk menyembelih hewan kurban dan memotong tali pusar, sementara itu senjata ini dapat dikakatan spesial dikarenakan pemilik dari Dohong hanyalah ketua suku dasar atau seorang pisur.
Senjata Tradisional Bali
Selain memiliki keindahan alam yang luar biasa yang terkenal hingga ke penjuru dunia, Bali ternyata juga memiliki salah satu perkakas unik. Perkakas ini merupakan salah satu senjata tradisional seperti keris, tombak, taji, trisula, panah, tik, caluk, udud,dan lain sebagainya.
Salah satu yang menarik adalah keris Bali, senjata ini memiliki ukiran yang sangat indah pada setiap bagian bilah, gagang, dan sarung kerisnya. Keunikan dan kesakralan keris Bali membuat banyak orang mencari benda tersebut, baik digunakan untuk kepentingnan spiritul atau sekadar dikoleksi.
Hampir sama dengan keris Jawa, karakter utama dari keris Bali adalah lekukan yang diciptakan dalam proses penempaan. Sesuai dengan pakem, maka jumlah lelukan yang dimiliki selalu berjumlah ganjil. Sang pembuat beranggapan keris yang sempurna selalu berjumlah ganjil karena filosofi tertentu.
Senjata Tradisional Nusa Tenggara Barat
Masyarakat Nusa Tenggara Barat ternyata memiliki senjata tradisional yang sangat unik, yakni Tulup. Senjata ini berasal dari suku Sasak yang biasa digunakan untuk berburu, dibuat dari kayu meranti yang dilubangi pada kayunya. Senjata ini memerlukan peluru dari potongan lidi atau pelepah pohon enau yang bentuknya menyerupai mata panah.
Biasanya pelepah pohon enau atau biasa disebut ancar ini diolesi oleh racun yang juga berasal dari getah pohon tatar. Nenek moyang suku Sasak di Nusa Tenggara Barat mengenal tulup sebagai sarana untuk berburu binatang di hutan. Pemburu tradisional sasak menganggap bahwa selain sebagai senjata berburu, tulup juga dianggap sebagai salah satu benda sakral.
Senjata Tradisional Nusa Tenggara Timur
Senjata tradisional yang dimiliki Nusa Tenggar Timur disebut dengan nama Sundu. Sundurmerupakan senjata yang berbentuk keris, bentuknya lurus dan bentuknya seperti burung. Terdapat pula motif pada sarung sundur tersebut. Senjata ini juga dianggap sakral oleh masyarakat setempat.
Sundu merupakan salah satu dari sekian banyak senjata tradisional yang dianggap keramat di Indonesia, senjata ini merupakan jenis senjata tikam dan cocok digunakan ketika bertarung dalam jarak dekat. Motif yang terdapat pada senjata tradisional sundu berbentuk horizontal yang melingkar pada sarungnya.
Negara Indonesia diberkahi dengan kekayaan alam yang melimpah selain suku dan budaya yang menjadi adat di setiap daerah. Salah satu yang memperkaya kecantikan ragam Indonesia adalah macam-macam jenis senjata tradisional yang dimiliki. Jadi, setelah ragam ulasan mengenai senjata tradisional diatas, sudah paham kan sekarang?
Boleh copy paste, tapi jangan lupa cantumkan sumber. Terimakasih