Contoh Essay – Kita pasti sering mendengar kata ‘essay’, namun tidak bisa menjelaskan secara spesifik apa pengertian dari essay itu sendiri. Essay merupakan sebuah uraian tentang suatu tema atau masalah tertentu dengan tujuan tertentu dilihat dari suatu sudut pandang, yaitu sudut pandang penulis itu sendiri. Berikut beberapa contoh essay.
Contents
Contoh Essay Pendidikan
Judul : Pendidikan Sebagai Tolak Ukur Seorang Perempuan
“Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk mengubah dunia.” – Nelson Mandela.
Tiliklah sedikit petikan quote dari Nelson Mandela tersebut. Dapat kita artikan secara jelas, pendidikan adalah senjata atau hal yang sangat di nomor satukan untuk mengubah dunia. Mengubah dunia dalam hal apa? Tentu saja banyak. Anggaplah dunia kita ini sudah tidak jelas, kehancuran dimana-mana, peperangan tak terelakkan dan kedamaian sangat tidak diacuhkan.
Banyak orang beranggapan, pendidikan tinggi-tinggi itu tidak perlu. Apalagi untuk perempuan. Untuk apa perempuan sekolah tinggi-tinggi? Toh, nantinya bakal jadi istri orang juga. Toh, nantinya bakal di dapur juga. Hal-hal seperti ini kebanyakan dikatakan oleh orangtua-orangtua kita, yang masih percaya dengan zaman Siti Nurbaya. Siti Nurbaya saja, bisa dipinang oleh Datok Maringgih yang kaya raya, kata mereka.
Pemikiran-pemikiran close minded seperti itu hanya akan menurunkan kualitas negara kita. Apa salahnya seorang perempuan mengenyam pendidikan tinggi? Apa salahnya seorang perempuan mengejar gelar Doktor sampai harus meninggalkan kampung halamannya? Tidak ada yang salah! Ingatlah, seorang anak yang cerdas dari rahim ibu yang juga cerdas pula.
Banyak contoh yang dapat kita lihat dari perempuan-perempuan cerdas di Indonesia. Sebut saja Tasya Kamila dan Maudy Ayunda. Tasya Kamila mengenyam pendidikan di Columbia University, AS. Sedangkan Maudy Ayunda baru saja menyelesaikan pendidikan S2 nya di Oxford University, Inggris. Ini pembuktian dari mereka, bahwa perempuan pun dapat memiliki gelar setinggi langit.
Pandangan orang-orang ke perempuan di zaman dulu dan sekarang pun sepertinya mulai berubah. Tetapi memang tidak banyak orang yang menyetujui seorang perempuan menjadi “wanita karier” karena gila bekerja. Ini memang masih menjadi pro dan kontra di kalangan laki-laki dan perempuan. Banyak laki-laki berpikiran, hanya laki-laki yang pantas mengenyam pendidikan tinggi dan bekerja.
Tetapi, akankah lebih baik jikalau laki-laki dan perempuan menikah, mereka sama-sama bekerja? Mengapa bekerja? Tentu saja karena pendidikan mereka sama-sama tinggi. Dampak positif dan negatif pun seharusnya sudah mereka ketahui. Apa dampaknya jika seorang perempuan menyamakan derajatnya dengan laki-laki, dengan mengenyam pendidikan yang sama?
Seperti yang kita tahu, kebanyakan wanita berpendidikan tinggi, juga ingin bekerja yang giat. Karena itu, anak mereka kemungkinan dititipkan dengan neneknya, atau baby sitter. Hal-hal seperti ini memang tak dapat terelakkan, tetapi jangan sampai menyurutkan semangat kita, seorang perempuan, untuk mengenyam pendidikan. Setinggi, sejauh, dan seluas apapun.
Contoh Essay Bahasa Inggris
Judul : Advantage and Disadvantage of Internet
Nowadays, Internet has spread widely in world, also in Indonesia. Because the easy of the access, internet is loved by all people all around the world. However, internet usually have advantage, and also disadvantage. There are so many advantage by using internet, such as we can find any kinds of article, knowledge, and information.
Internet also very useful for students to help them search their task and search many research for college students. Another internet’s advantage is we can communicate with people all around the world and other country using social media such as Facebook and Twitter. More of that, internet can usually communicate to our family and friends from far away to keep in touch with us.
Before internet came into existence, to communicate with someone who isn’t in the same place as you, you would have to call them. Or if you wanted to send them a note, you had to send a letter through mail. But, we now have the ability to send and receive message through electronic mail (we call it e-mail) without the need of a postage stamp.
Another advantage, you can learn in internet. Using a search engine like Google and Internet Explorer, you can ask virtually or type your question and find a website with an answer to that question, in no time. There are also millions or more of videos on sites, people will find it on Youtube, that help explain various topics and many different subjects.
Through the internet, shopping has also got a complete makeover thanks to the contributions of the internet. You have many website selling a varieties of products online, such as Lazada, Shopee, Tokopedia, Zilingo and many more. E-commerce has got a facilities because of the internet and entire global business deals can be conducted over the internet.
However, for all its advantages and positive aspects, internet has its dark and ugly side too. Some students will spend too much of time through the internet. Students are likely to neglect their studies. Students might lose concentrate on their studies because they spent too much time on internet. Some of them can’t even divide their time to do homework.
With a large amount of information freely available on the internet, theft and misuse is likely possibility. Sometimes you see cases of people using someone else’s information and research and passing it off as their own. This is possibly an illegal action, but people seems feel it free to copy other work, because no one can know their action.
Children nowadays seem losing their ability to communicate with others. They are used to communicate with others via internet but they cannot communicate with others face by face fluent. It was strange sight that internet had make people losing their ability to communicate. It is because people now are over depending on internet.
Contoh Essay Ilmiah
Judul : Tingkat Depresi Pada Mahasiswa Akhir
Mahasiswa akhir adalah sebutan untuk mahasiswa yang sudah memasuki semester-semester akhir, dimulai dari semester 7. Banyak orang, terutama yang tidak merasakan bagaimana perkuliahan, mempertanyakan mengapa banyak mahasiswa akhir yang terlihat depresi. Bukankah, depresi itu sebuah penyakit jika ada masalah yang sangat berat, misalnya broken home?
Depresi, dapat diartikan sebagai sebuah kondisi medis yang dirasakan seseorang, terutama sedih dan frustasi, sehingga dapat berdampak kepada kesehatan mentalnya. Tindakan-tindakan negatif pun dapat dilakukan oleh seseorang yang depresi, salah satunya bunuh diri. Untuk itu, kita tidak dapat sembarangan men “judge” seseorang depresi, dan jangan juga seenaknya meremehkan mereka.
Mahasiswa akhir memang cenderung merasakan depresi, tetap tidak akut. Tugas yang banyak, belum lagi mengejar-ngejar dosen pembimbing skripsi supaya bisa cepat wisuda, tapi berminggu-minggu konsul, tidak ada perkembangan. Selalu berakhir dengan kertas yang dicoret-coret dan dikuliahkan kembali secara pribadi di ruangan sang dosen.
Belum lagi jika bertemu teman-teman SMP-SMA saat reuni, banyak yang sudah wisuda, banyak yang berkabar akan melanjutkan kuliah, ada yang sudah beranak dua, atau yang karier nya sudah menanjak. Sedangkan sang mahasiswa akhir ini, hanya bisa mendengarkan dengan tersenyum pahit, karena naskah skripsinya masih diulang-ulang di Bab 2.
Keluarga pun tidak ada bedanya. Kumpul keluarga besar, bukannya bersenang-senang, bukannya saling tanya kabar sambil tersenyum sumringah dan makan enak, malah ditanya “kapan sidang?”. Pertanyaan yang jawabannya sangat sulit dicari oleh mahasiswa akhir. Pertanyaan “keramat”, kalau kata mereka. Tidak ada orang yang boleh sembarangan menanyakan itu.
Faktor-faktor ini tentunya membuat seseorang semakin frustasi dan memaksakan diri untuk menyelesaikan pendidikan nya di bangku perkuliahan. Disinilah tanda depresi dapat kita ketahui. Kita tahu, tidak semua hal dapat berjalan dengan lancer. Begitu juga skripsi. Serajin apapun kita, sebisa apapun kita, faktor jenuh dan merasa tidak sanggup pasti tak dapat dihindari.
Dan akhirnya, depresi pun tak terelakkan. Di Indonesia, sistem pendidikan yang sangat ketat membuat banyak mahasiswa akhir akhirnya menyerah dengan mengakhiri hidup mereka. Karena? Ya, depresi. Sekali lagi, depresi tidak dapat dipandang enteng. Sudah banyak kejadian yang tidak mengenakkan diakibatkan dari depresi ini.
Contoh Essay Beasiswa
Assalamualaikum wr.wb.
Penulisan essay ini saya lakukan untuk memenuhi syarat memperoleh beasiswa. Nama saya Kira Ramadhani, lahir di Majalengka, 29 Juni 1998. Saya adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Ayah saya bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik tekstil, sedangkan ibu saya hanya seorang ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan.
Riwayat pendidikan saya yaitu TK Idhata pada tahun 2002, kemudian SDN 1 Majalengka pada tahun 2004 hingga 2010. Saat di TK, saya sering mengikuti berbagai perlombaan diantaranya lomba menggambar dan mewarnai, dan pernah mendapatkan juara 1 di kedua lomba. Saat SD, saya pernah mengikuti Olimpiade Sekolah Nasional (OSN) bidang IPA namun tidak mendapatkan juara.
Kemudian, dilanjutkan bersekolah di SMPN 2 Majalengka tahun 2011. Di SMP, saya aktif menjadi pengurus OSIS, dan di tahun kedua saya menjabat sebagai Sekretaris OSIS. SMA saya di SMAN 3 Majalengka tahun 2014. Di SMA, saya aktif di ekstrakulikuler jurnalistik, dan menjabat sebagai ketua ekskul jurnalistik di tahun terakhir saya.
Sekarang, saya sedang menjalani semester 3 jurusan Biologi di Institut Pertanian Bogor, karena saya sangat menyukai Biologi dan bagian-bagian dari pelajarannya. Selain kuliah, saya juga bekerja sebagai pramusaji di sebuah rumah makan untuk meringankan beban orang tua saya, sekaligus sedikit menambah uang jajan dan uang yang digunakan untuk keperluan kuliah.
Adanya beasiswa tentu sangat membantu saya untuk meringankan keuangan dalam mengenyam pendidikan di perkuliahan, serta juga dapat memotivasi saya untuk lebih rajin belajar dan berprestasi. Karena menurut saya, beasiswa tidak hanya diberikan untuk mahasiswa yang tidak mampu, namun juga untuk mahasiswa yang memang layak untuk menerimanya. Dan saya merasa layak untuk itu.
Jika dipercayakan menerima beasiswa ini, saya akan mendalami studi keilmuan Biologi dengan harapan mampu membuka pemahaman saya untuk semakin banyak mengetahui tentang Biologi. Saya akan terus giat belajar serta berorganisasi, dengan harapan dapat menambah pengalaman serta wawasan saya saat kuliah ini.
IPK saya adalah 3.85, namun saya tidak cepat puas. Saya akan tetap giat belajar dan aktif di perkuliahan serta organisasi untuk meningkatkannya. Demikian essay ini saya tulis dengan sebenar-benarnya, tidak ada yang saya karang. Terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb.
Contoh Essay Ekonomi
Judul : Melemahnya Rupiah
Semakin tahun, nilai tukar Rupiah cenderung sangat melemah. Hal ini tentunya bukan hal yang bagus, tetapi juga tidak dapat dihindarkan terutama dari negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia. Nilai tukar Rupiah yang melemah bukannya tanpa sebab, tetapi banyak faktor yang menunjang hal tersebut.
Salah satu hal yang paling riskan yang menunjang melemahnya nilai tukar Rupiah adalah kecenderungan melambatnya ekonomi negara Indonesia, sedangkan pada negara-negara maju sedang terjadi pemulihan ekonomi. Selain itu, merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan ketidakpastian pemerintah menaikkan harga BBM juga mempengaruhi melemahnya Rupiah.
Nilai tukar sebuah mata uang sangat ditentukan oleh hubungan penawaran-permintaan atas mata uang. Jika permintaan atas sebuah mata uang meningkat sementara penawarannya menurun, maka nilai tukar mata uang akan naik, begitu pun sebaliknya. Dengan demikian, Rupiah melemah karena penawaran yang tinggi, sementara permintaannya rendah.
Melemahnya Rupiah tentunya memiliki beberapa dampak, beberapa diantaranya pada dinamika ekspor dan impor dan kenaikan nominal Rupiah dari utang luar negeri, karena utang luar negeri dipatok dengan mata uang asing. Uang Rupiah yang dimiliki Indonesia harus ditukar dengan mata uang asing. Akibatnya, nilai tukar Rupiah pun semakin melemah.
Bukan tidak mungkin nilai tukar Rupiah terhadap Dollar naik. Pada tahun 1999, kurs tengah Rupiah terhadap US Dollar mencapai 7.100, sangat jauh berbeda dengan tahun 2018 yang mencapai 14.000. Penguatan Rupiah ini didukung dari perbaikan IHSG di Bursa Efek Indonesia yang mencapai 691,9 poin atau menguat 62,8% pada akhir 2003.
Keluarnya investasi portofolio asing juga menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap melemahnya Rupiah. Hal ini dikarenakan dalam proses ini investor asing menukar Rupiah dengan US Dollar untuk diputar dan di investasikan di negara lain. Hal ini berarti akan terjadi peningkatan penawaran terhadap mata uang Rupiah.
Faktor lain yaitu neraca perdagangan yang defisit, yaitu ekspor yang dilakukan Indonesia lebih kecil daripada impor. Hal ini sebenarnya dapat ditanggulangi jika Indonesia dapat merubah kultur budaya nya menjadi bangsa yang unggul dalam bidang swasembada di segala bidang. Ini tentunya memungkinkan dengan kekayaan alam dan potensi sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia.
Faktor ketiga yang juga sangat melemahkan Rupiah adalah bangsa Indonesia yang umumnya bersifat konsumtif serta boros, bukan menjadi negara yang produktif. Bayangkan saja jika Indonesia dapat menjadi produktif dan warga negara nya tidak melulu konsumtif, dengan itu selain menguatnya Rupiah, utang Indonesia ke luar negeri pun dapat dicicil bahkan dilunasi.
Contoh Essay Terbaik
Judul : Tragedi Nol Buku
Audiensi dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) merupakan ajang penting bagi Taufiq Ismail untuk menyampaikan aspirasi dan pendapatnya terhadap penelitian membaca buku. Tragedi nol buku dia menyebutnya, yang berarti sebuah ungkapan atau gambaran keprihatinan seorang sastrawan terhadap budaya bangsa Indonesia.
Hasil penelitian Taufiq Ismail menunjukkan bahwa siswa SMA Indonesia tidak wajib membaca buku sastra sama sekali, yang dapat kita lihat minimnya pengetahuan siswa terhadap sastra. Lingkup pelajaran Bahasa Indonesia hanya mengarang, menulis, dan menguasai EYD atau PUEBI. Sastra seolah dianggap tidak penting dan dikucilkan. Ini tentunya sangat membuat beliau prihatin.
Membaca pun hanya menjadi sekedar ajakan atau himbauan, bukan sebuah kewajiban. Dapat dilihat dari studi minat membaca di 65 negara, Indonesia menempati posisi ke-57, masih kalah dengan Thailand yang nyatanya menempati posisi ke-50. Selain itu, negara Jepang yang yang kita tahu merupakan negara maju dalam teknologi menempati posisi ke-8.
Dapat kita katakan ini merupakan musibah. Musibah seperti bencana alam dapat menghancurkan sebuah daerah atau bahkan negara, tetapi tragedi nol buku ini dapat menghancurkan mentalitas dan dimensi karakter bangsa. Seharusnya, kekhawatiran negara terhadap tragedi ini harus sama dengan penyebaran narkoba yang semakin membesar.
Mengapa seperti itu? Kita sering mendengar kalimat “Buku Adalah Jendela Dunia”. Banyak pengertian yang dapat kita ambil dari kalimat ini. Semakin banyak kita membaca buku, semakin kita dapat melihat dunia, atau bahkan mengubahnya. Hanya dengan membaca buku juga, pengetahuan kita akan makin bertambah, dan negara kita pun bisa berubah menjadi negara maju.
Tragedi nol buku ini memang sangat disayangkan. Padahal, disediakannya perpustakaan di setiap sekolah dan daerah gunanya untuk membuat siswa rajin membaca, menghindari miskin ilmu dan terus menambah wawasan dari bidang apapun. Selain itu, alangkah lebih baik negara pun ikut membantu dalam program membaca untuk siswa Indonesia.
Kita menyadari bahwa buku merupakan salah satu pilar penting dalam membangun karakter bangsa, karena bukan sekadar memberikan ilmu pengetahuan, namun juga dapat membentuk cara berpikir, bertutur kata yang baik dan sopan, serta berbuat atau membentuk budi pekerti yang baik. Ya, buku memiliki andil yang sangat besar dalam melahirkan generasi bangsa yang bermoral.
Contoh Essay Tentang Diri Sendiri
Nama saya Kira Ramadhani, lahir di Majalengka, 29 Juni 1998. Saya adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Ayah saya bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik tekstil, sedangkan ibu saya hanya seorang ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan.
Riwayat pendidikan saya yaitu TK Idhata pada tahun 2002, kemudian SDN 1 Majalengka pada tahun 2004 hingga 2010. Saat di TK, saya sering mengikuti berbagai perlombaan diantaranya lomba menggambar dan mewarnai, dan pernah mendapatkan juara 1 di kedua lomba. Saat SD, saya pernah mengikuti Olimpiade Sekolah Nasional (OSN) bidang IPA namun tidak mendapatkan juara.
Kemudian, dilanjutkan bersekolah di SMPN 2 Majalengka tahun 2011. Di SMP, saya aktif menjadi pengurus OSIS, dan di tahun kedua saya menjabat sebagai Sekretaris OSIS. SMA saya di SMAN 3 Majalengka tahun 2014. Di SMA, saya aktif di ekstrakulikuler jurnalistik, dan menjabat sebagai ketua ekskul jurnalistik di tahun terakhir saya.
Kesukaan saya terhadap organisasi membuat saya tidak merasakan capeknya berorganisasi. Saya menikmati seluruh kegiatan saya ini, apalagi saat saya menjadi ketua jurnalistik. Berkutat dengan berita, topik hangat, serta koran-koran setiap minggunya tidak menyurutkan semangat saya untuk terus berkarya dan berorganisasi.
Selain itu, menurut saya berorganisasi juga mengajarkan saya untuk bisa memanajemen waktu dan membuat skala prioritas, yang mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu karena tingkat kegentingannya lebih tinggi dan harus dikerjakan lebih cepat, dan yang mana yang bisa dikerjakan beberapa hari akan datang karena tidak terlalu genting dan juga tidak mendesak.
Hal lain yang saya dapatkan dari berorganisasi adalah menambah teman dari luar, baik dari luar sekolah maupun luar kelas saja. Sebelum ikut organisasi, saya bukan orang yang aktif, saya hanyalah siswa pendiam yang kerjanya hanya belajar dan belajar. Bercengkerama dengan teman sekelas pun jarang, apalagi untuk bersapa dengan teman dari kelas lain.
Untungnya, semakin banyak mengikuti organisasi, cara pikir saya sudah semakin berubah. Pemilihan skala prioritas pun sudah dengan gampang saya lakukan, manajemen waktu antara sekolah dan organisasi pun tidak membuat saya pusing tujuh keliling. Nilai saya pun di atas rata-rata, saya juga mendapatkan peringkat 3 besar di kelas.
Contoh Essay LPDP
Judul : Kontribusiku Untuk NKRI
Nama saya Selin Ananta, asal saya dari Majalaya. Saya baru saja menyelesaikan studi S1 di Universitas Lambung Mangkurat pada jurusan Ilmu Pemerintahan. Selama kuliah, saya sangat aktif berorganisasi, baik organisasi intra atau ekstra kampus. Contohnya, dari semester awal saya sudah menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan. Di tahun kedua, saya menjadi anggota BEM.
Selain menjadi anggota BEM Fakultas, saya juga menjadi anggota BEM Universitas serta anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Banjarmasin. Namun, semua kegiatan di organisasi tersebut sama sekali tidak mengganggu kuliah saya. Kuliah tetap menjadi prioritas nomor satu saya, mengingat tujuan saya kuliah memang untuk mengejar gelar sarjana secepat mungkin.
Keberadaan beasiswa LPDP menjadi anugerah tersendiri bagi saya. Ini sekaligus menjadi tantangan bagi saya untuk terus mengenyam pendidikan setinggi-tingginya dengan berebut untuk menjadi penerima beasiswa ini. Tentu sebuah kesenangan tersendiri jika saya diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Dengan organisasi yang lumayan banyak saya ikuti, jika ditanya apa kontribusi saya terhadap NKRI, saya masih seperti orang gagu. Saya merasa, saya pun sampai saat ini tidak ada kontribusi apa-apa terhadap Indonesia, selain semangat belajar. Dari organisasi yang saya ikuti, saya dapat belajar betapa tangan kita sangat dibutuhkan oleh orang lain.
Program kerja yang banyak dan beragam di HIMA dan BEM membuat saya menyadari, kerja sama tim sangat penting dan dibutuhkan terutama jika ingin memasuki dunia kerja nantinya. Pelatihan, kegiatan, dicampur dengan tugas kuliah yang seabrek serta ujian yang tidak kunjung usai, menjadi sebuah tantangan bagi saya untuk melewatinya dengan tidak mengeluh.
Banyak yang mengeluhkan, organisasi hanya membuang-buang uang dan waktu, serta sangat mengganggu waktu kuliah. Menurut saya tidak sama sekali. Uang yang saya keluarkan untuk organisasi juga akan kembali ke saya dalam bentuk ilmu dan pengetahuan. Pengetahuan serta wawasan yang saya dapat tidak sebanding dengan uang yang saya keluarkan.
Jika dipercayakan menerima beasiswa LPDP ini, saya akan mendalami studi keilmuan Ilmu Pemerintahan dengan harapan mampu membuka pemahaman saya untuk semakin banyak mengetahui tentang Ilmu Pemerintahan. Di jenjang S1, walaupun dengan tugas yang seabrek dan skripsi yang cukup membuat saya tidak tidur, saya sadar ilmu yang saya dapatkan masih sedikit.
Untuk berkontribusi terhadap NKRI, saya harus siap diberi dan memberi. Saya akan terus semangat untuk belajar, untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi demi bertambahnya ilmu yang saya terima. Saya akan bertanggung jawab atas apa yang sudah dipercayakan kepada saya. Maka saya pun harus memantaskan diri untuk itu.