Do’a Qunut – Sebelum kita masuk dalam pembahasan inti tentang do’a qunut, terlebih kita membahas dahulu tentang hakekat makna sholat secara konvensional.
Sholat merupakan sebuah do’a. Hal ini merupakan arti sholat jika ditinjau dari segi bahasa. Sedangkan menurut syariat, sholat merupakan suatu ibadah yang terdiri atas beberpaucapan dan perbuatan tertentu yang diawali dengan takbiratul ikhram (mengucapkan Allahu Akbar) dan diakhiri dengan salam.
Sholat merupakan ibadah mahdzab yang wajib dilaksanakan oleh mukmin bagi yang sudah baligh.
Pentingnya sholat sebagai tiang agama
Ibadah sholat sendiri merupakan manifestasi gerak ibadah yang menjelmakan hubungan langsung dengan Allah yang dapat meniscayakan tambahan tenaga batin dan menjelmakan petunjuk Tuhan berupa intuisi dan inspirasi. Oleh karena itu, sholat merupakan ibadah yang bisa menunjukkan jalan yang lurus menuju Allah SWT, sebagaimana firmannya dalam QS. Yasin ayat 61:
مُّسْتَقِيمٌ صِرَاطٌ هَذَا اعْبُدُونِي وَأَنْ
“Hendaklah kamu menyembah Aku, inilah jalan yang lurus.”
Sholat bukanlah suatu ibadah yang memberatkan kita. Karena sholat merupakan alat bantu gerakan menuju Allah SWT untuk mendekatkan diri kepada- Nya dalam rangka mendapat pertolongan- Nya. Sebagaimana firman Allah, yang artinya :
“Dan minta tolonglah kalian dengan sabar dan sholat” (Qs. Al Baqarah ayat 153).
Gerakan atau tata cara dalam sholat tidak bisa dikarang. Dari takbiratul ikhram hingga salam merupakan sudah menjadi urutan yang tertata. Gerakan sholat bukanlah hanyabsebuah praktek fisik tanpa maksud. Tapi, gerakan sholat merupakan gerakan yang mengitari orbit cahaya ilahi melaui hati hati. Mendirikan sholat ialah menunaikan sholat secara teratur dengan memenuhi syarat- syarat sholat, rukun – rukun sholat, dan adab- adab sholat baik lahir maupun batin dengan tujuan mengingat Allah. Sebagaimana firman Allah, yang artinya:
“Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepada-mu). Sesunguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang haq) selain Aku, maka sembahlahAku dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku.” (Qs. Thaaha ayat 13 -14)
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dan dikutip oleh TM.Hasby Ash- Shiddiqy, Rasulullah SAW bersabda:
Shalat adalah tiang agama. Barang siapayang mendirikannya maka ia telah mendirikan agama, barangsipa yang meninggalkannya maka ia telah merobohkan agama.
Seperti kita semua ketahui bahwa sholat merupakan bagian dari rukun Islam. Yang mana kewajiban sholat ini di tujukan bagi setiap muslim yang sudah baligh. Dan sebagai amalan yang paling utama, karena sholat adalah hal yang pertama kali akan di tanyakan ketika di alam kubur. Dan sholat ini adalah penentu di terimanya ibadah yang lainnya.
Setiap muslim di wajibkan untuk mengerjakan sholat selama lima kali dalam sehari dalam tiga waktu. Yaitu ketika tergelincirnya matahari, gelapnya malam, dan fajar. Seperti pada firman Allah yang berbunyi:
مَشْهُودًا كَانَ لْفَجْرِ قُرْآَنَ ا إِنَّ الْفَجْرِ وَقُرْآَنَ اللَّيْلِ غَسَقِ إِلَى لشَّمْسِ لِدُلُوكِ االصَّلَاةَ أَقِمِ
artinya:
“ Dirikanlah sholat apabila tergelincirnya matahari sampai gelapnya malam, dan shubuh. Sesungguhnya sholat shubuh itu di saksikan. “ (Qs. Al Isra’ : 32)
Yang di maksud pada ayat ini yaitu, waktu sholat ketika tergelincirnya matahari yaitu shollat dhuhur dan sholat ashar. Wktu sholat apabila gelpanya malam yaitu sholat magrib dan sholat isya. Sedangkan waktu apabila terbit fajar yaitu sholat shubuh. Pada ayat ini di sebutkan bahwa waktu fajar merupakan waktu yang di saksikan.
Contents
- 1 Bacaan Doa Qunut Shubuh
- 2 Bacaan Doa Qunut Nazilah
- 3 Bacaan Doa Qunut Sholat Witir
- 4 Tata Cara Doa Qunut
- 5 Rahasia Doa Qunut
- 6 Hukum Doa Qunut
- 7 Manfaat dan Keutamaan Doa Qunut
- 7.1 Memberikan Petunjuk
- 7.2 permohonan keselamatan
- 7.3 Mohon keberkahan kepada Allah
- 7.4 Sebagai Permohonan perlindungan dari keburukan
- 7.5 Mengakui ketetapan dari Allah
- 7.6 Memuji Allah
- 7.7 Mengakui bahwa musuh-musuh Allah tidak akan di mulyakan
- 7.8 Pujian kepada Allah Yang Maha Tinggi
- 7.9 Sebagai Bentuk Kepasrahan kepada Allah SWT
Bacaan Doa Qunut Shubuh
Ini doa qunut arab yang lain
اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ ,وَ عَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ ,وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ
وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ ,وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ ،فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ
وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ ,وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ
تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ ,فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ
وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Pada artikel ini akan dibahas lebih lanjut mengenai slah satu rukun yang terdapat pada sholat shubuh. Yaitu qunut. Dimana pada penerapan qunut ini masih ada banyak pendapat. Ada yang menggunakannya ada pula yang tidak menggunakannya. Bagi penganut madzab Imam Syafi’i, qunut dalam shubuh adalh wajib. Qunut sendiri di baca kektika berdiri i’tidal. Yaitu berdiri seusai ruku’.
Bacaan Doa Qunut Latin
“ALLAHUMMAH DINII FIIMAN HADAIIT,
WA ‘AAFINII FIIMAN ‘AAFAIIT,
WA TAWALLANII FIIMAN TAWALLAIIT,
WA BAARIK LII FIIMAA A’THOIIT,
WA QINII SYARRO MAA QO DHOIIT,
FA INNAKA TAQDHII WA LAA YUQ DHII WA LAA YUQ DHO ‘ALAIIK,
INNAHU LAA YADZILLU MAN WAA LAIIT, WA LAA YA ‘IZZU MAN ‘AADAIIT,
TABAA ROKTA ROBBANAA WA TA ‘AALAIIT”
Arti Doa Qunut
Artinya:
“Ya Allah ! berilah aku petunjuk bersama orang yang telah Engkau beri petunjuk bersama orang yang telah Engkau beri petunjuk, selamatkanlah aku (dari penyakit dan apa yang tidak disukai) bersama orang yang telah Engkau selamatkan. Lindungilah aku bersama orang yang Engkau lindungi. Berilah keberkahan terhadap apa yang telah Engkau berikan lepadaki, jauhkan aku dari segala kejelekan yang Engkau takdirkan. Sesungguhnya Engkau yang memutuskan segala sesuatu, dan tidak ada orang yang memberikan keputusan kepada- Mu. Sesungguhnya orang yang Engkau sayangi tidak akan terhina, dan orang yang Engkau musuhi tidak akan mulia. Mahasuci Engkau, wahai Rabb kami dan Maha Tinggi Engkau. “
Do’a qunut ada tiga macam. Pertama, do’a Qunut Nazilah, yaitu do’a qunut yang di bacakan setelah ruku’ (i’tidal) pada rakaat terakhir shalat. Hukumnya adalah sunnah hai’ah (jika lupa tidak dikerjakan maka tidak sunnah sujud syahwi). Qunut Nazilah ini dilaksanakan karena adanya peristiwa (musibah) yang menimpa, seperti bencana alam, flu burung, banjir, longsor, dal lain sebagainya.
Qunut Nazilah ini mencontoh Rasulullah SAW yang memanjatkan do’a Qunut Nazilah selama satu bulan penuh atas terbunuhnya qurraa’ (para sahabat Nabi SAW yang hafal al Qur’an) di sumur Ma’unah. Juga diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa :
“Rasulullah SAW kalau hendak mendoakan untuk kebaikan seorang atau do’a atas kejahatan sesorang, maka beliau do’a qunut setelah ruku’ “ (HR. Bukhori dan Ahmad)
Kedua, yaitu qunut shalat wirid. Menurut pengikut Imam Abu Hanifah (hanafiyah) qunut witir dilakukan di rakaat yang ke tiga sebelum ruku’ pada setiap sholat sunnah. Menurut pengikut Imam Ahmad bin Hambal (Hambaliyah) qunut witir dilakukan setelah ruku’. Menurut pengikut Imam Syafi’i (Syafi’iyah) qunut witir dilakukan pada akhir shalat witir setelah ruku’ pada separuh kedua bulan Ramadhan. Akan tetapi menurut pengikut Imam Malik qunut witir tidak di sunnahkan.
Ketiga, yaitu do’a qunut pada raka’at kedua shalat Shubuh. Menurut pengikut Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad doa qunut shalat Shubuh hukumnya tidak di sunnah kan karena hadist Nabi SAW bahwa ia pernah melakukan doa qunut pada saat shalat Fajar selama sebulan telah di hapus (mansukh) dengan ijma’ sebagaimana di riwayatkan oleh Ibnu Mas’ud :
“Diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud : Bahwa Rasululllah SAW telah melakukan doa qunurt selama satu bulan untuk mendo’akan atas orang- orang Arab yang masih hidup, kemudian Nabi SAW meninggalkannya” (HR. Muslim)
Bacaan Doa Qunut Nazilah
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ
اَللَّهُمَّ الْعَنْ كَفَرَةَ أَهْلَ الْكِتَابِ الَّذِيْنَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَائَكَ
اَللَّهُمَّ خَالِفْ بَيْنَ كَلِمِهِمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَنْزِلْ بِهِمْ بَأْسَكَ الَّذِيْ لاَ تَرُدُّهُ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ
Bacaan Doa Qunut Sholat Witir
Makna Qunut menurut bahasa artinya berdir tegak, namun menurut yang lain artinya do’a. Sedangkan menurut Nabi SAW qunut itu lama berdiri dalam shalat.
Rasulullah ditanya oleh sahabatnya : “Ya Rasulullah ! apakah yang utama dalam shalat itu? Rasulullah menjawab : “Lama berdiri”. (HR. Muslim).
Menurut istilah syara’ Qunut artinya beberapa kalimat yang bersifat doa, di baca ketika i’tidal (bangkit dari ruku’) pada shalat raka’at yang terakhir sesudah membaca “Sami’ allahu liman chamidah”.
Hasan bin Ali berkata : Rasulullah mengajarkan kepada ku beberpa kalimat agar di baca pada shalat witir :
Artinya :
“Ya Allah ! berilah aku petunjuk bersama orang yang telah Engkau beri petunjuk bersama orang yang telah Engkau beri petunjuk, selamatkanlah aku (dari penyakit dan apa yang tidak disukai) bersama orang yang telah Engkau selamatkan. Lindungilah aku bersama orang yang Engkau lindungi. Berilah keberkahan terhadap apa yang telah Engkau berikan lepadaki, jauhkan aku dari segala kejelekan yang Engkau takdirkan.
Sesungguhnya Engkau yang memutuskan segala sesuatu, dan tidak ada orang yang memberikan keputusan kepada- Mu. Sesungguhnya orang yang Engkau sayangi tidak akan terhina, dan orang yang Engkau musuhi tidak akan mulia. Mahasuci Engkau, wahai Rabb kami dan Maha Tinggi Engkau. “ (HR. Abu Dawud, At Turmudzi, An Nasa’i, Ibnu Majah, Al Baihaqi dan lain – lain dengan sanad sholih). Menurut At Tirmidzi, hadis ini hasan (bagus) dan kami tidak mengetahui qunut yang lebih baik lagi dari Nabi SAW selain yang ini.
Dalam riwayat lain, disebut oleh baihaqi, bahwa Muhammad bin Hanafiyah bin Ali bin Abi Thalib ra berkata : Sesungguhnya doa ini adalah doa yang dibawa ayahku sebagai qunutnya pada shalat Shubuh.
Disunnahkan setelah membaca doa qunut melanjutkan dengan membaca shalawat sebagai berikut:
“Ya Allah Limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada Muhammad dan kepada keluarganya”.
Dalam riwayat An Nasa’i, shalawat yang di baca itu adalah :
“Semoga Allah melimpahkan rahmat (kasih sayang) atas Nabi SAW”.
Menurut pendapat sebagian ulama, qunut witir itu hanya dibaca pada shalat witir sejak pertengahan bulan sampai akhir bulan Ramadhan saja, tidak boleh pada waktu selainnya. Tapi pendapat ini tidak ada keterangan dari Nabi SAW. Kalau memperhatikan hadits tidak ada penjelasan membaca qunut witir hanya pada pertengahan bukan Ramadhan sampai akhir bulan Ramadhan saja.
Maka menurut pendapat kita, boleh saja membaca doa qunut pada shalat witir kapan saja (tidak hanya mulau pertengahan bulan sampai akhir bulan Ramadhan saja, bahkan membaca qunut pada shalat witir di selain bulan Ramadhan pun boleh sja, sesuai jiwa hadits).
Tata Cara Doa Qunut
- Qunut dibaca setelah I’tidal yaitu setelah membaca “Sami’ Allaahu liman chamidah” .
- Ketika membaca qunut, ada pendapat kedua tangan harus diangkat dan ada pula tidak perlu diangkat.
- Selesai membaca qunut, ada pendapat yang mengatakan tangan harus di usapkan ke muka da nada pula yang mengatakan tidak usah di usapkan ke muka. Pendapat yang palingshohih adalah mengangkat kedua tangan ketika qunut dan setelah selesai membaca qunut tidak mengusap muka.
Rahasia Doa Qunut
Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Musthafa Khalili yang berjudul “Berjumpa Allah dalam Shalat” beliau menuliskan pada bagian rahasia Qunut, bahwa: Qunut sama seperti rukuk dan sujud, dan merupakan sopan santun dalam peribadatan dan penghambaan; membelakangi selain Al Haqq dan hanya menghadapkan diri kepada Sang Pemelihara Mutlak.
Mengangkat tangan hampa di hadapan Tuhan Yang Maha Kaya, menyatakan kefakiran di hadapan Sang Maha Kaya Mutlak, merendahkan diri di hadapan keagungan Tuhan. Semakin lama keadaan ini, maka semakin tinggi maqam sang hamba di alam yang kekal nanti. Sebagaimana yang di sebutkan dalam hadis Rasulullah SAW., “Orang yang paling lama dalam ber- qunut di dunia, adlah orang yang paling senang dalam menghadapu berbagai keadaan di hari kiamat.”
Hal ini di karenakan hakikat shalat adalah penampakan kemiskinan dan kepapaan, juga perendahan diri. Dengan mengangkat kedua tangan seraya mengucapkan, “Ya Allah, Ya Allah” maka shalat pun menjadi sempurna. Dikarenakan keutamaannya, dank arena ia merupakan suatu bentuk khusus dari doa, maka qunut amat di tekankan untuk dilaksanakan dalam shalat. Oleh karena itu, maka para arif amat mementingkannya, dan doa yang mereka panjatkan dalam qunut berhubungan dengan masalah spiritual, jauh dari masalah material.
Hukum Doa Qunut
Menurut pengikut Imam Malik (Malikiyyah) doa qunut shubuh hukumnya sunnah tapi di syaratkan pelan saja (sirr). Begitu pula menurut pengikut Imam Syafi’i hukumnya sunnah ab’adl (kalau lupa tidak mengerjakan maka sunnah sujud sahwi) dilakukan pada rakaat yang kedua shalat Shubuh.
Sebab Rasulullah SAW ketika mengangkat kepala dari ruku’ (i’tidal) pada rakaat kedua shalat Shubuh membaca qunut. Dan demikian itu “Rasulullah SAW lakukan sampai meninggal dunia (wafat).” (HR. Ahmad dan Abd Raziq) Imam Nawawi menerangkan dalam kitab majmu’ nya :
“dalam madzab Syafi’i disunnahkan membaca qunut dalam sholat Shubuh, baik karena ada musibah maupun tidak. Inilah pendapat mayoritas ulama’ salaf”. (Al- Majmu’, juz 1)
Sebenarnya ada banyak pendapat mengenai pelaksanaan do’a qunut Shubuh itu sendiri. Bahkan ada yang menganggap bahwa membaca doa qunut ketika sholat shubuh merupakan bid’ah.
Namun tentang Qunut Shubuh ini, Al Hafizu al ‘Iraqi meriwayatkan dari Abu Bakar, Umar, Ali dan Ibnu Abbas, mereka berkata :
Sudah Sah dari mereka itu qunut, dan apabila bertentangan antara itsbat dan nafi, dahulukanlah yang di itsbatkan
Dari beliau menghikayatkan pula dari empat orang tabi’in, dan dari Abu Hanifah, Ibnu Mubarak, Ahmad dan Ishaq dan Al- Mahdi meriwayatkan dalam al- Bahri dari al- ‘Absilah dari Abu ad- Darda dan dari Ibni Mas’ ud.
Al Hazimi meriwayatkan dari para sahabat dari tabi’ in, dan dari orang- orang yang dianggap sebagai para ulama yang tempatnya berpencaran di masing- masing kota, kemudian dikatakan juga dari para sahabat, yaitu khalifah yang empat, sampai sempurna sembilan belas orang sahabat, dan dari al Mukhadramin Abu Raja al – Ataridi, Suwaid bin Ghaflah, Abu Utsman an Nahdi , Abu Rafi as saiqh, dan dari tabi’ in dua belas orang dan dari iman- imam dan Fuqaha’, Abu Ishaq al- Fazari, Abu Bakar bin Muhammad, al Hakam bin Utaibah, Hammad, Malik bin Anas, mereka Ahlul Hijaz, al- auza’ i, dan kebanyakan dari Ahli Syam, asy- Syafi’i dan Ashab- nya.
Al Hafizu al- Iraqi menambahkan pula dari ‘Abdurrahman bin Mahdi, Sa’id bin ‘Abdul ‘Aziz at- Tanukhi, Ibnu Abi Laila, al- Hasan bin Salih, Dawud, Muhammad Ibnu Jarir. Dan ada yang menghikayatkannya pula oleh satu Jama’ah dari Ahlul hadis, di antara mereka itu adalah Abu Hatim ar- Razi, Abu Zar’ ah ar Razi, Abu Abdullah Hakim, ad- Daruqutni, al Baihaqi, al- Khattabi, dan Abu Mas’ud ad- Dimasyqi.
Al- Khattabi menghikayatkan di dalam al Ma’alim dari Ahmad bin Hanbal, dan Ishaq bin Rahuyah. Dan banyak lagi dari imam- imam ternama.
Al Hasan al Bisri pernah mengatakan, aku pernah shalat di belakang dua pulu delapan orang daripada pahlawan Badar, semua orang dari mereka itu melakukan qunut Shubuh setelah ruku.
Abu Ja’far ar Razi dengan nama asli beliau adlah Isa bin Mahan. Beiau lahir di Bashrah dan tinggal di Razi, beliau meriwayatkan hadis dari asy- Sya’ bi, Ata bin Abi Rabah, Qatadah dan dari Jama’ah. Orang- orang yang meriwayatkan hadist darinya diantaranya adalah puteranya sendiri yaitu Abdullah. Demikian pula Abu Nu’ aim, Abu Ahmad Az Zubairi, Ali Ibni al Ja’di, dan banyak lagi.
Menurut Ibnu Ma’in, Abu Ja’far ar Razi ini Tsiqat. Artinya orang yang terpercaya. Dan menurut Abu Hatim, Abu Ja’far ar Razi ini, Tsiqatun Saduq artinya kepercayaan lagi sangat kebenarannya.
Berdasarkan hadis- hadis dari Anas r.a. :
- Anas men- tsabitkan qunut sebulan adalah qunut Nazilah, yaitu qunut menyumpahi orang- orang musyrik, yang dilakukan sebulan lamanya di setiap shalat lima waktu.
- Anas men- tsabitkan qunut shubuh dilakukan Rasul sampai beliau meninggal dunia inilah Qunut Ratibah. Jadi qunut yang ditinggalkan Rasul setelah satu bulan itu berbeda dengan qunut yang di kekalkan Nabi sampai beliau meninggal dunia, yaitu qunut shubuh.
Sudah jelas tsubut- nya kesunahan qunut Shubuh dan sudah jelas jelas pula bahwa Qunut Shubuh bukan lah bid’ah. Yang bid’ah adlah yang meragukan qunut yang sudah tsabit dan masyhur.
Hadist yang diriwayatkan Anas sebelum ruku’, lain maksudnya dengan apa yang di riwayatkan setelah ruku. Sebelum ruku’- ruku’ adalah memanjangkan qira’at.
Manfaat dan Keutamaan Doa Qunut
Dalam buku Rahasia Keutamaan Sholat Shubuh, yang di tulis oleh Syeikh M. Nuruddin Marbu Al Makki beliau menuliskan bahwa mbeliau mengajak kita merenungkan sejenak atas sholat shubuh yang kita lakukan. Setelah melakukan shalat kita berdoa,
“Ya Allah, Ya arhamar Rahimiin. Ketika tadi aku tidur lalu bangun, langsung ku hadapkan mukaku kepa Mu, Ya Allah ! Apakah sepaytutnya kami akan bertatap muka dengan aaktor- aktris atau dengan hamba – hamba pilihan Mu? Ya Allah ! Jagalah kakiku sejak ak bangun dan terus berwudhu. Ternyata aku langkahkan kaki untuk menuju rumah Mu ya Allah “
Lalu pantaskah setelah kita yang tadinya berada di Masjid melaksanakan Sholat Shubuh ternyata kita melangkahkan kaki ke tempat yang tidak pantas? Diskotik misalnya. Bagaimana kalau hal seperti itu terjadi.
Nah, doa qunut sebagai permohonan kita akan hidayah, yaitu doa “Allahummah dinii”. Kenapa ada do’a qunut? Sebabnya, aktivitas kita di sepanjang hari itu bermacam- macam. Pergi ke pasar memerlukan hidayah, pergi ke sekolah memerlukan hidayah, pergi ke kantor memerlukan hidayah, pergi ke lading pun kita memerlukan hidayah. Oleh karena itu banyak ulama yang menghukumi bahwa membaca qunut itu sunnah dan apabila lalai tertinggal maka harus sujud syahwi.
Memberikan Petunjuk
Pada awal kita membaca doa qunut, yaitu ;pada lafal “Allahummah dinii fii man hadaiit” yang mempunyai arti “Ya Allah ! berilah aku petunjuk bersama orang yang telah Engkau beri petunjuk bersama orang yang telah Engkau beri petunjuk”
Dengan membaca doa ini, kita berharap agar Allah senantiasa menunjuki jalan kita, agar kita tidak tersesat pada jalan yang salah. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk kepada kita semua.
permohonan keselamatan
pada lafadh kedua WA ‘AAFINII FII MAN ‘AAFAIIT
yang mempunyai arti “selamatkanlah aku (dari penyakit dan apa yang tidak disukai) bersama orang yang telah Engkau selamatkan”
karena yang bias memberikan keselamatan kepada kita hanyalah Allah semata, maka dari itu kita hanya mohon di beri keselamatan kepada Allah saja. Kita mohopn agar di berikan keselamatan dari hal- hal buruk ataupun dari penyakit yang bias menjangkit kepada kita. Dan mohon keselaman ketika di akhirat kelak.
Mohon keberkahan kepada Allah
Ketika kita melafalkan, “WA BAARIK LII FIIMAA A’THOIIT,”
Yang bermakna, “Berilah keberkahan terhadap apa yang telah Engkau berikan kepadaku”
Kata berkah sendiri mempunyai makna yaitu bertambahnya kebaikan. Oleh Karena itu kita senantia memohon kepada Allah agar kita senantisa diberikan keberkahan hidup dan keberkahan terhadap apa yang di berikan Allah kepada kita. Misalnya seperti, harta, pekerjaan, ilmu , jabatan agtau yang lainnya. Sebab jika semua yang kita miliki tidak mendapatkan berkah dari Allah, maka percuma apa yang kita miliki tersebut.
Sebagai Permohonan perlindungan dari keburukan
Ketika melafalkan “WA QINII SYARRO MAA QO DHOIIT,”
Yang mempunyai arti “jauhkan aku dari segala kejelekan yang Engkau takdirkan.”
Mengakui ketetapan dari Allah
Ketika melafalkan, “FA INNAKA TAQDHII WA LAA YUQ DHII WA LAA YUQ DHO ‘ALAIIK,”
Yang berarti, “Sesungguhnya Engkau yang memutuskan segala sesuatu, dan tidak ada orang yang memberikan keputusan kepada- Mu”
Bahwa kita sebagai hamba Allah harus menerima segala yang di tetapkan Nya kepada kita. Melalui doa ini, kita mengakui segala yang ditetapkan Allah dan tidak ada satupun yang dapat mengubah ketetapan- ketetapan Allah.
Memuji Allah
INNAHU LAA YADZILLU MAN WAA LAIIT
“Sesungguhnya orang yang Engkau sayangi tidak akan terhina,”
Mengakui bahwa musuh-musuh Allah tidak akan di mulyakan
WA LAA YA ‘IZZU MAN ‘AADAIIT
“dan orang yang Engkau musuhi tidak akan mulia.”
Melalui doa ini, kita meyakini bahwa semua musuh- musuh Allah tidak pantas untuk di mulyakan.karena siapapun yang memusuhi Allah akan sengsara hidupnya, tidak ada kedamaian dalam hatinya. Sebagaimana diterangkan dalan Qs Al baqarah ayat 98 bahwa musuh- musuh Allah adalah mereka orang- orang kafir.
Pujian kepada Allah Yang Maha Tinggi
TABAA ROKTA ROBBANAA WA TA ‘AALAIIT
“Mahasuci Engkau, wahai Rabb kami dan Maha Tinggi Engkau. “
Sebagai seorang hamba Allah, maka sepatutnya kita senantiasa memuji sang pencipta yang tidak akan pernah ada tandingnya. Allu A’la .
Sebagai Bentuk Kepasrahan kepada Allah SWT
Dengan segala doa yang telah kita panjatkan kepada Allah, maka hendaknya kita pasrah dan berserah diri kepada Allah. Allah adalah sebaik- baik tempat pelarian yang kepada Nya semua yang kita punyai akan kembali. Allah adalah satu- satu nya tempat untuk kita bersandar. Allah adalah satu- satu nya tempat untuk kita bergantung. Maka jangan menaruh harapan kepada selain Allah, karena hanya Allah lah tempat kita berharap.