Biografi BJ Habibie – Siapa yang tidak tahu sosok BJ Habibie? Jika Anda tinggal di Indonesia namun tidak pernah mengetahui beliau, maka ada yang salah dengan wawasan sejarah Anda. BJ Habibie adalah sosok yang sangat dihormati di berbagai kalangan masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia.
Tidak hanya itu, namanya pun juga melambung di berbagai negara di belahan dunia. BJ Habibie merupakan Presiden dari negara kita yang ke-3.
Beliau sempat menjadi orang nomor satu di Indonesia pada 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999, menggantikan Soeharto yang saat itu dipaksa mundur dari jabatan oleh rakyat.
Meskipun kiprahnya sebagai Presiden hanya berlangsung satu tahun, namun BJ Habibie mendapatkan tempat yang spesial di hati rakyat Indonesia.
Selain pernah menjadi Wakil Presiden dan Presiden, BJ Habibie juga merupakan seorang ilmuwan. Beliau belajar hingga ke Jerman dan mengembangkan ilmunya di sana.
Tentu saja tidak lupa dengan tanah air, karena begitu selesai sekolah, BJ Habibie terbang pulang ke Indonesia dan menerapkan ilmu yang sudah dikuasainya di sini. BJ Habibie pun terkenal dengan sederet prestasi yang diraih oleh beliau mulai dari dahulu hingga sekarang.
Tidak heran jika sosok BJ Habibie kerap dianggap sebagai panutan bagi anak-anak muda yang sedang mengenyam pendidikan. Mereka menjadi termotivasi bahwa orang Indonesia pun bisa menghasilkan karya yang menggemparkan seluruh dunia.
Pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai biografi seorang BJ Habibie mulai dari awal hingga sampai saat ini. Latar belakang keluarga beliau, kiprah hingga keikutsertaannya dalam dunia berpolitik. Jika Anda belum mengetahuinya, ada baiknya Anda untuk membaca artikel ini sebagai wawasan umum sebagai salah satu rakyat Indonesia.
Contents
Latar Belakang Keluarga BJ Habibie
Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie, atau yang akrab disapa dengan sebutan BJ Habibie ini lahir di Parepare pada tanggal 25 Juni tahun 1936. BJ Habibie kini memiliki total lima gelar akademik. Beliau adalah anak ke empat di antara delapan saudaranya.
Ayahnya bernama Alwi Abdul Jalil Habibie sedangkan ibunya bernama Raden Ajeng Tuti Marini Puspowordjojo. Ibunya merupakan anak beretnis Jawa dari Puspowardjojo, seorang dokter mata di Jogjakarta. Sedangkan Ayahnya merupakan anak etnis Bugis, Gorontalo yang bekerja sebagai seorang ahli pertanian.
Di dalam naungan keduanya, BJ Habibie dibesarkan dalam lingkungan yang religius. Hal ini terlihat dari bagaimana Alwi Abdul Jalil tidak pernah absen membacakan kitab suci Al-Quran barang seharipun. BJ Habibie mendapatkan perlakuan ini setiap hari dan menjadi kebiasaan.
Bahkan, apabila BJ Habibie tidak mendengar ayahnya mengaji, hatinya tidak akan tenang pada hari itu. Setiap hari ayahnya melantunkan ayat suci Al-Quran mulai dari satu juz hingga dua juz. Tidak heran jika BJ Habibie dapat menyerap semuanya sedari kecil, sehingga beliau mampu membaca Al-Quran di usia yang masih terbilang sangat belia, yaitu tiga tahun.
Pada masa kecilnya, BJ Habibie sudah menunjukkan hal yang menjadi ketertarikannya, yaitu membaca dan berolahraga. Olahraga yang beliau sukai adalah menunggang kuda. Kebiasaan belia yang selalu membaca setiap hari, membuat beliau dikenal sebagai pribadi yang sangat cerdas meskipun masih berada di sekolah dasar.
Sayang, di usianya yang masih menginjak 14 tahun, BJ Habibie harus merelakan ayahnya yang dipanggil duluan oleh yang Maha Kuasa. Ayah BJ Habibie wafat dikarenakan serangan jantung pada tanggal 3 September tahun 1950.
Setelah wafatnya sang ayah, ibunya memutuskan untuk menjual rumah yang mereka tinggali. Mereka kemudian pindah ke Bandung. Begitu pula dengan riwayat sekolah BJ Habibie yang berpindah tempat ke Gouverments Middlebare School, Bandung.
Di sekolah ini, BJ Habibie terlihat semakin bersinar dengan prestasi-prestasi yang diraihnya dan membuatnya semakin dikenal.
Kisah BJ Habibie berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Jerman
BJ Habibie merupakan sosok yang sangat cerdas, namun juga sangat gigih dalam perjuangannya. Pada tahun 1954, setelah lulus dari bangku SMA, BJ Habibie melanjutkan mimpinya ke salah satu universitas favorit di Indonesia, yaitu Universitas Indonesia Bandung. Sekarang namanya berubah menjadi Institut Teknologi Bandung atau ITB.
Beliau memilih untuk mempelajari teknik mesin, di fakultas teknik. Begitu cerdasnya BJ Habibie, hingga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menawarinya sebuah beasiswa ke luar negeri yaitu Jerman. Itu sebabnya, BJ Habibie hanya mengenyam ilmu di ITB selama beberapa bulan saja sebelum melanjutkan perjalanannya ke Jerman.
BJ Habibie melanjutkan pendidikannya di Rhein Westfalen Aachen Technisce Hochschule (RWTH). Beliau berada di Jerman mulai tahun 1955 hingga tahun 1965. Beliau mengambil jurusan teknik penerbangan dengan spesialisasi konstruksi pesawat terbang.
Alasan mengapa BJ Habibie mendapatkan beasiswa adalah, pada saat itu Pemerintahan indonesia memang sedang gencarnya menyaring siswa-siswa cerdas. Presiden Soekarno kemudian memerintahkan untuk menyekolahkan siswa-siswa cerdas tersebut untuk belajar ke luar negeri, dan salah satunya adalah BJ Habibie.
Kuliah di luar negeri bukan sekadar enak-enak saja, bahkan seorang BJ Habibie pun harus melewatinya dengan penuh kerja keras dan perjuangan. Pendidikan spesialisasi yang beliau ambil termasuk yang sangat sulit, dan beliau tidak bisa menyelesaikannya dengan cepat.
Beliau memanfaatkan masa liburan untuk terus belajar, menghadapi ujian dan mencari uang saku. Setelah semua jerih payah BJ Habibie selama bertahun-tahun tanpa ada main-main sedikitpun, akhirnya beliau dinyatakan lulus. Pada tahun 1960, beliau mendapatkan gelar Ing dari Technische Hochschule Jerman.
Tidak hanya itu, BJ Habibie lulus dengan nilai rata-rata 9.5 alias cumlaude. Beliau kemudian bekerja di industri kereta api Firma Talbot Jerman sebagai pekerjaan pertamanya. BJ Habibie pun dikenal sangat cerdas di kalangan para pekerja.
Beliau memecahkan masalah yang melanda perusahaan Firma Talbot selama ini, yaitu bagaimana mengangkat barang-barang ringan yang bervolume besar ke dalam kereta api. BJ Habibie memutar otaknya untuk menerapkan prinsip konstruksi sayap pesawat terbang untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Setelah bekerja selama beberapa tahun, BJ Habibie tergerak untuk melanjutkan pendidikan doktor di Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachen. Beliau lulus dengan predikat Summa Claude dengan nilai rata-rata 10 pada tahun 1965.
BJ Habibie setelah membangun keluarga sendiri
Jika kita membaca biografi BJ Habibie, kita dapat mengetahui juga kehidupannya setelah berkeluarga. BJ Habibie menikahi sesosok wanita yang mempunyai nama Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei tahun 1962. Setelah menikah, beliau membawa istrinya ke Jerman karena tidak bisa meninggalkan pendidikannya begitu saja.
Karena membawa beban keluarga, BJ Habibie berusaha untuk menghemat demi kepentingan keluarga. Beliau bahkan harus berjalan ke tempat kerjanya yang jauh. Setelah bekerja di siang sampai sore hari, beliau melanjutkan untuk berkuliah di malam hari.
Perjuangan ini juga dirasakan oleh sang istri, yang rela mengantri di tempat cucian umum demi menghemat pengeluaran.
Rumus Faktor Habibie
BJ Habibie atau yang akrab disapa dengan sapaan Rudy oleh teman-temannya, dikenal karena menciptakan sebuah rumus yang mampu menghitung crack propagation atau keretakan on random sampai ke atom. Persamaan tersebut kemudian diberi dengan nama Faktor Habibie. Para spesialis penerbangan bahkan menyebutnya sebagai Mr. Crack.
Karena kecerdasannya dan kemampuannya membantu dalam bidang teknik khususnya penerbangan, BJ Habibie mendapatkan gelar Guru Besar atau Profesor Kehormatan di ITB pada tahun 1967. Tidak hanya itu, beliau juga mendapatkan gelar Ganesha Praja Manggala, sebuah gelar tertinggi di ITB.
BJ Habibie pun mendapatkan banyak penghargaan dari luar negeri, di antaranya adalah The Academie Nationale de l’Air et de l’Espace dari Francis, The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences dari Swedia, The Royal Aeronautical Society London dari Inggris, Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga penerbangan Jerman), dan yang terakhir dari The US Academy of Engineering.
Selain penghargaan, BJ Habibie mendapatkan beberapa pengakuan dari lembaga luar negeri, yaitu Award von Karman, Theodore van Karman Award dan Edward Warner Award. Penghargaan-penghargaan tersebut hampir setara dengan penghargaan hadiah nobel.
BJ Habibie pulang ke Indonesia
Setelah sepuluh tahun berada di Jerman, mengenyam pendidikan sembari berjuang, BJ Habibie di daulat oleh Presiden Soeharto untuk pulang ke Indonesia. Beliau ditugaskan untuk menjabat sebagai Menteri Negara Ristek dan kepala BPPT.
Beliau menjabat selama 20 tahun sebelum akhirnya berpindah posisi menjadi pemimpin perusahaan BUMN Industri Strategis selama 10 tahun. BJ Habibie mencetak rekor pertama di Indonesia di mana beliau menciptakan sebuah pesawat. Pesawat tersebut diberi nama N250 Gatot Kaca pada tahun 1995.
Pesawat tersebut dirancang selama 5 tahun dan menggunakan teknologi Fly By Wire. Dengan teknologi tersebut, pesawat itu mampu terbang tanpa guncangan berlebihan. Sayangnya, sesaat sebelum mendapatkan sertifikasi dari Federal Aviation Administration, pesawat N250 Gatot Kaca harus diberhentikan oleh Presiden Soeharto.
Hal ini dikarenakan beliau menghentikan industri PT. IPTN karena adanya krisis moneter.
- IPTN telah membangun pabrik di Amerika dan Eropa. Perusahaan tersebut juga telah mempekerjakan 16,000 karyawan. Namun karena diberhentikannya perusahaan tersebut, para karyawan lari ke luar negeri untuk mencari pekerjaan.
BJ Habibie menjadi Presiden
Setelah peristiwa tutupnya PT. IPTN, BJ Habibie di daulat sebagai wakil presiden, mendampingi Presiden Soeharto pada tanggal 14 Maret 1998.
Tidak lama setelah itu, terjadilah peristiwa besar di Indonesia yang disebut-sebut dengan peristiwa kerusuhan Mei 1998. Soeharto diminta turun dari kursi presiden oleh rakyat yang berdemo.
Lengsernya Soeharto dari posisi Presiden, membuat BJ Habibie naik menggantikannya sebagai Presiden yang baru. Beliau menjabat selama kurang lebih satu tahun, sebelum akhirnya lengser juga akibat hasil dari sidang umum MPR tahun 1999.
Meskipun hanya sebentar, BJ Habibie sangat bekerja keras untuk mengembalikan keadaan Indonesia pada masa itu. Keputusan yang diambil pada saat itu menentukan kondisi negara. Di antara keputusan tersebut lahirlah UU Otonomi Daerah.
Dan adanya pembebasan dalam aspirasi sehingga rakyat dapat membentuk partai politik yang baru untuk menyalurkannya. Pencapaian paling cemerlang dari BJ Habibie adalah beliau mampu menurunkan nilai mata uang rupiah dari 15 ribu rupiah per dollarnya menjadi 10 ribu rupiah.
Beliau juga mampu menyelesaikan masalah likuidasi Bank yang menjadi bulan-bulanan. Setelah lengser dari jabatan Presiden tahun 1999, BJ Habibie kembali menjadi rakyat biasa dan menghabiskan hidupnya di Jerman.
Demikianlah cerita hidup atau biografi BJ Habibie yang dapat kami sampaikan. Semoga dengan adanya artikel ini, diharapkan wawasan umum Anda menjadi lebih luas.
Seperti apa kata Presiden Indonesia nomor satu, Ir. Soekarno, yaitu Jas merah alias jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. BJ Habibie adalah salah satu sosok yang berperan besar di Indonesia dan Anda harus mengetahui itu.