Pengertian Integrasi Nasional – Ketika kita berbicara tentang persatuan dalam suatu negara, pasti tidak bisa terlepas dengan istilah integrasi nasional. dalam kehidupan berbangsa dan bernegara integrasi nasional menjadi suatu hal yang penting, terlebih di Indonesia yang mempunyai beragam suku dan latar belakang masyarakat yang berbeda.
Integrasi nasional harus diterapkan dengan baik di Indonesia untuk mempertahankan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Selain itu juga menjaga nilai persatuan juga kesatuan bangsa melalui empat pilar yaitu Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, dan UUD 1945.
Berikut ini penjelasan lengkap seputar integrasi nasional. Mulai dari Pengertian integrasi nasional, syarat integrasi nasional, jenis integrasi nasional, faktor pendorong integrasi nasional, faktor penghambat integrasi nasional, contoh integrasi nasional, dll.
Pengertian Integrasi Nasional Secara Umum
Secara etimologi, integrasi nasional berasal dari bahasa Latin yaitu Integrate yang artinya memberi tempat bagi unsur tertentu demi mewujudkan suatu keseluruhan. Sementara itu, kata Nasional berasal dari bahasa Inggris yaitu Nation yang artinya bangsa. Jadi istilah Nasional ini mengandung beberapa pengertian yaitu kebangsaan dan bersifat bangsa sendiri.
Secara umum integrasi nasional secara politis adalah penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional. Sementara itu, secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian antara unsur-unsur kebudayaan yang beranekaragam untuk mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan bermasyarakat.
Integrasi nasional juga dapat diartikan sebagai suatu usaha maupun proses yang memiliki tujuan untuk mempersatukan perbedaan – perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga dapat tercapai keserasian dan keselarasan secara nasional.
Dari berbagai uraian mengenai pengertian integrasi nasional dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional merupakan bentuk persatuan dan kesatuan antara beragam kelompok sosial dan budaya dalam suatu negera yang bertujuan untuk mewujudkan keserasian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pengertian Integrasi Nasional Menurut Ahli
Beberapa ahli juga mengemukakan tentang pengertian integrasi nasional, diantaranya adalah:
1. Menurut Arfani Integrasi nasional adalah pembentukan suatu identitas nasional dan penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam suatu kesatuan wilayah.
2. Menurut Saafroedin Bahar pengertian integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu negara dengan pemerintah dan wilayahnya. Mengintegrasikan berarti membuat untuk atau menempurnakan dengan jalan menyatukan unsur-unsur yang awalnya terpisah.
3. Menurut Nazaruddin Sjamsuddin, integrasi nasional adalah proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupan yaitu sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
4. J. Soedjati Djiwandono mengatakan bahwa pengertian integrasi nasional adalah cara bagaimana kelestarian persatuan nasional yang dalam arti luasnya dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri.
Soedjati juga berpendapat bahwa integrasi nasional Indonesia adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa, menjadi satu kesatuan bangsa resmi, serta direalisasikan dalam satu kesepakatan nasional melalui sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928.
5. Myron Weiner mengatakan bahwa integrasi nasional adalah proses penyatuan dari berbagai kelompok sosial dan budaya dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu identitas nasional. Demikian, menurutnya integrasi itu ada lima jenis yaitu integrasi nasional, integrasi wilayah, integrasi nilai, integrasi elit-massa, dan integrasi tingkah laku.
6. Menurut Howard Wriggins integrasi nasional adalah penyatuan bagian yang berbeda-beda dari suatu masyarakat menjadi suatu kesatuan yang lebih utuh atau memadukan beberapa masyarakat kecil menjadi suatu kesatuan.
Syarat Integrasi Nasional
Agar tercipta suatu integrasi nasional, suatu bangsa ataupun negara harus mempunyai beberapa hal yang kuat adan pokok. Berikut adalah syarat integrasi nasional:
1. Kesadaran
Rasa kesadaran merupakan hal yang penting dalam mewujudkan integrasi nasional, khsusunya kesadaran akan perbedaan dan saling menghargai antara satu dengan yang lainnya. Selain itu juga adanya rasa kesadaran akan pentingnya saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Adanya Konsensus Bersama
Untuk masyarakat yang majemuk seperti Indonesia ini, pastinya ada suatu kesepakatan atau konsensus bersama mengenai aturan dan nilai dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu bertujuan agar keragaman tidak menjadi penghalang untuk mewujudkan nilai persatuan dan kesatuan.
3. Adanya Nilai dan Norma
Dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara pastinya ada nilai dan norma yang harus ditaati oleh setiap anggotanya. Hal itu memang sudah menjadi kesepakatan bersama sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari maupun bernegara.
Nilai dan norma tersebut sebenarnya ada yang berbeda antara suatu kelompok dengan yang lainnya. Namun, untuk nilai dan norma yang sama itu seringkali dalam skala nasional yang sifatnya universal atau menyeluruh bagi setiap masyarakat meskipun mereka juga beragam.
Jenis Integrasi Nasional
Integrasi nasional sebenarnya bisa diterapkan dalam beragam bentuk atau jenis. Hal itu tergantung pada situasi ataupun kondisi suatu masyarakat atau negara yang ada. Begitu pula dengan caranya yang berbeda-beda pula. Berikut adalah jenis integrasi nasional yang juga menjadi strategi terwujudnya integrasi:
1. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses percampuran dua kebudayaan atau lebih menjadi satu kebudayaan yang baru yang sifatnya melebur, sehingga kebudayaan yang baru terbentuk tidak memeiliki ciri-ciri kedua atau lebih kebudayaan pembentuknya.
Dalam hal ini, negara berusaha meleburkan beberapa kebudayaan agar dijadikan menjadi satu kebudayaan yang sifatnya lebih mudah diterima oleh semua masyarakat. Pastinya hal itu bertujuan untuk mewujudkan integrasi nasional di tengah keberagaman budaya dan sosial masyarakat. Cara ini cukup efektif untuk mencegah adanya saling klaim ataupun sifat etnosentrisme yang berlebihan.
2. Akulturasi
Akulturasi adalah percampuran dua macam atau lebih kebudayaan menjadi satu kebudayaan baru denga tidak menghilangkan sifat atau ciri-ciri budaya yang asli pembentuknya. Hal ini bisa diterapkan dalam suatu negara untuk menciptakan integrasi nasional di tengah keragaman budaya masyarakat.
Pemerintah atau negara bisa menjadikan cara ini sebagai suatu hal yang cukup inovatif dalam menciptakan persatuan dan kesatuan masyarakatnya. Meskipun demikian juga tetap menghargai dan memelihari nilai-nilai budaya tertentu dengan baik sebagai bentuk identitas budaya maupun sosial.
3. Pluralis
Pluralis merupakan paham yang menghargai adanya perbedaan dalam masyarakat ataupun negara. Paham ini berusaha mewujudkan integrasi nasional dengan cara memberi kesempatan bagi semua unsur perbedaan yang ada di masyarakat untuk lebih maju dan berkembang.
Bisa dikatakan paham ini sangat demokratis dan sangat tepat untuk diterapkan di Indonesia. Usaha pemberian kesempatan untuk setiap unsur keragaman yang ada tersebut didasarkan pada hak masing-masing komponen, sehingga semua bebas melakukannya dengan baik dan tidak melanggar norma dan nilai persatuan dan kesatuan.
4. Normatif
Integrasi normatif ini terwujud karena adanya norma-norma tertentu yang telah disepakati oleh masyarakat. Dengan berlakunya norma tersebut artinya masyarakat telah bersatu dan sepakat untuk menjalankan dan menaatinya. Jadi, adanya norma tertentu bisa mempersatukan masyarakat yang beragam di suatu negara.
5. Instrumental
Integrasi nasional dalam bentuk instrumental ini terlihat sangat nyata karena memang dari fisik orang atau masyarakat. Hal itu bisa terbentuk karena adanya kesamaan atau keseragaman antar individu atau kelompok dalam lingkungan hidup.
6. Fungsional
Integrasi fungsional terbentuk karena adanya kesamaan fungsi tertentu dalam suatu masyarakat. Mereka yang merasa mempunyai kesamaan fungsi atau peran cenderung mudah bersatu dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
7. Koersif
Integrasi koersif ini terjadi karena adanya paksaan dari pihak penguasa atau pemerintah. Jadi, sifatnya tidak secara suka rela ketika bersatu dalam suatu hal. Integrasi semacam ini pastinya tidak bisa bertahan lama dan kuat karena memang sifatnya yang terpaksa.
Faktor Pendorong Integrasi Nasional
Terciptanya suatu integrasi nasional biasanya didorong oleh beberapa hal, khususnya yang berkaitan dengan rasa persamaan. Berikut adalah faktor pendorong terciptanya integrasi nasional:
1. Rasa Senasib-Seperjuangan
Faktor ini merupakan hal yang sangat realistis dan sering terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Seperti halnya pada masa kolonialisme dulu di Indonesia banyak sekali masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan maupun suku bersatu, bersama-sam melawan kolonialisme Belanda.
Mereka tidak mempedulikan perbedaan yang ada termasuk perbedaan usia dan agama. Hal itu disebabkan karena mereka mempunyai rasa senasib yaitu sama-sama dijajah dan seperjuangan yaitu sama-sama berjuang melawan kolonialisme. Mereka menggunakan berbagai cara dari diplomasi hingga perang fisik juga melalui organisasi-organisasi tertentu. Hingga akhirnya masyarakat Indonesia berhasil memproklamirkan diri sebagai bangsa dan negara yang merdeka pada 17 Agustus 1945.
2. Pemaknaan Ideologi Nasional
Setiap negara mempunyai ideologi tersendiri sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk Indonesia dengan Pancasilanya. Ideologi pancasila ini tidak bisa digantikan dengan ideologi lain karena memang itu merupakan keputusan final yang telah dirancang oleh founding father kita sebagai pandangan hidup.
Meskipun Indonesia mempunyai banyak perbedaan atau keragaman, namun bisa tetap bersatu karena masyarakat senantiasa menanmkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Jadi, setiap masyarakat Indonesia mempunyai pemaknaan yang relatif sama terhadap ideologi Pancasila.
3. Keinginan Bersatu
Tidak semua perbedaan membuat perpecahan, justru sebaliknya keragaman itu membawa suatu masyarakat pada suatu keinginan untuk bersatu. Keinginan tersebut salah satunya bertujuan untuk memperkuat suatu kelompok maupun negara. Mengingat persatuan merupakan cita-cita atau nilai-nilai dalam Pancasila yang harus diterapkan dalam kehidupan.
Seperti halnya ketika terjadi peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Para pemuda Indonesia yang berasal dari berbagai daerah, suku, dan latarbelakang bersatu mengucapkan sumpah yang bertujuan membentuk persatuan bangsa, negara, dan bahasa Indonesia.
4. Antisipasi Ancaman Luar
Ancaman dari luar bisa mempersatukan kelompok atau bangsa dalam suatu negera. Indonesia sudah sekian lama merdeka dengan beragam kebudayaan dan bentangan wilayah yang berdaulat. Hal itu memungkinkan terjadinya suatu ancaman dari luar seperti pengambilan wilayah atau pulau paling luar.
Hal itu menjadi kekuatan tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk tetap bersatu dan mempertahankan kedaulatan wilayah Indonesia. Begitu pula dengan masalah kebudayaan, dimana masyarakat Indonesia cenderung fanatik dengan hal-hal yang berkaitan dengan budaya. Ketika suatu budaya yang sudah lama berkembang di Indonesia kemudian diklaim oleh negara lain, hal itu akan membuat bangsa Indonesia terusik dan menjadi bersatu untuk mempertahankan eksistensi kebudayaan tersebut.
Faktor Penghambat Integrasi Nasional
Terciptanya suatu integrasi nasional juga bisa terhambat akibat beberapa hal. Terlebih lagi dengan negara Indonesia yang mempunyai beragam perbedaan dan bentangan wilayah yang sangat luas. Hal itu pastinya menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Berikut adalah beberapa faktor penghambat integrasi nasional:
1. Kurangnya Penghargaan Terhadap Kemajemukan
Tidak semua orang bisa memahami dan menghargai perbedaan yang ada. Mereka cenderung sulit untuk diajak mewujudkan persatuan dan kesatuan di tengah keragaman bangsa. Padahal kemajemukan sendiri merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya.
Oleh sebab itu, setiap masyarakat perlu memahami arti toleransi dan semacamnya, khususnya di Indonesia ini. Hal itu mengingat bahwa realita yang ada Indonesia mempunyai beragam agama dan budaya. Setiap orang atau kelompok masyarakat mempunyai agama ataupun kebudayaan yang berbeda-beda. Begitu pula mereka tidak bisa dipaksa dan tidak bisa di samakan mengenai hal itu.
2. Kuatnya Paham Etnosentrisme
Beberapa orang ataupun masyarakat di suatu daerah masih memegang teguh paham etnosentrisme. Paham ini menganggap bahwa etnis tertentu jauh lebih baik dan dominan dari yang lainnya. Hal ini biasanya terjadi dalammasyarakat pedalaman atau tradisional yang sulit pula dirubah cara pandang dan berpikirnya. Hal itu kemudian menyebabkan sulitnya terjadi integrasi nasional.
Oleh karena itu, paham nasionalisme perlu ditingkatkan dan disebarluaskan di seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Paham nasionalisme bukan hanya diberikan melalui pendidikan atau pengajaran saja, namun juga dalam bentuk prakteknya khususnya untuk yang masih dasar.
3. Ketimpangan Pembangunan
Pembangunan dalam suatu negara belum tentu mengalami kemerataan. Ada beberapa daerah atau wilayah yang masih sangat jauh dari kata sejahtera atau makmur. Demikianlah yang disebut dengan ketimpangan pembangunan dan hal itu menjadi penghambat terciptanya integrasi nasional.
Masyarakat yang berada di wilayah yang cukup tertinggal akibat ketimpangan pembangunan, cenderung acuh dengan rasa persatuan nasional. Bahkan bisa membuat masyarakat tersebut menentang pemerintah. Hal itu kemudian bisa menimbulkan perpecahan antara pemerintah dengan masyarakat tertentu.
Agar hal itu tidak terjadi, sebaiknya pemerintah berusaha memeratakan pembangunan yang ada, khususnya untuk daerah yang tertinggal dan terluar. Tujuannya bukan hanya untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk, namun juga untuk mempersatukan dan mempererat hubungan antara pemerintah dengan masyarakat.
Contoh Integrasi Nasional Indonesia
Sejak awal Indonesia berdiri sebagai negara kesatuan yang berdaulat, para pendiri bangsa ini menghendaki adanya persatuan Indonesia yang diwujudkan dengan menghargai perbedaan yang ada. Artinya terwujudnya integrasi nasional di Indonesia sudah ada sejak lama dengan tetap memberi kesempatan kepada unsur-unsur perbedaan yang ada.
Seperti halnya pada masa proses pengesahan pembukaan UUD (Undang-Undang Dasar) 1945 oleh PPKI pada 18 Agustus 1945, dimana bahannya diambil dari Piagam Jakarta dan di dalamnya terdapat rumusan Pancasila pernah menuai pro dan kontra antar sesama anggota PPKI. Pro dan kontra tersebut khususnya terkait dengan bunyi sila pertama yaitu “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
Hal itu dirasa keberatan bagi beberapa anggota PPKI lainnya khususnya yang non-islam. Kemudian para pendiri bangsa lainnya berusaha menggantinya agar lebih demokratis dalam hal beragama untuk sila pertama tersebut. Dengan demikian, para pendidi bangsa telah mengesampingkan masalah perbedaan yang ada demi mewujudkan negara yang dapat melindungi segenap rakyat Indonesia.
Adapun penggantinya bunyi sila tersebut adalah “ Ketuhanan yang Maha Esa”. Dengan demikian bunyi sila ini tidak bersifat memaksa dan menghargai perbedaan, khususnya keragaman agama yang ada dan berkembang di Indonesia.
Hal itu pastinya juga mengingat semboyan negara Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika yang artinya meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu. Keragaman bukan hal yang menjadi penghalang bagi kita untuk mewujudkan integrasi nasional, justru sebaliknya sebaiknya jadikan sebagai kekuatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu nyatanya sudah dibuktikan oleh Founding Father Indonesia sejak lama.
Pengertian integrasi nasional, syarat integrasi nasional, jenis integrasi nasional, faktor pendorong integrasi nasional, faktor penghambat integrasi nasional, contoh integrasi nasional, dll.
Boleh copy paste, tapi jangan lupa cantumkan sumber. Terimakasih