Sunan Giri: Asal-Usul, Perjuangan, Keteladanan dan Metode Dakwah

Biografi Sunan Giri – Bagi umat islam, pastinya kita sudah tak asing lagi dengan Walisanga atau wali Sembilan. Walisanga ini memiliki peran yang sangat penting dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Dari kesembilan wali, pada artikel kali ini yang akan dibahas yaitu Sunan Giri.


Nama asli Sunan Giri yaitu Raden Paku, nama ini diberikan oleh sang ayah Maulana Ishaq. Selain itu, oleh ibu angkatnya sempat diberi nama Joko Samudro, karena Sunan Giri ini ditemukan di lautan atau samudra. Selain itu, Sunan Giri juga memiliki nama lain yaitu Syeikh Maulana Ishaq.


Nama tersebut diberikan oleh seorang gurunya, karena sesuai dengan nama ayahnya. Sunan giri berasal dari daerah Asia Tengah atau lebih tepatnya di Blambangan Jawa Timur, tempat ini sesuai dengan tempat tinggal ibunya yaitu Dewi Sekardadu seorang putri dari Raja Hindu.


Nah, untuk lebih jelasnya mengenai asal usul Sunan Giri, perjuangan dakwah agama islam dan hal lain yang berhubungan dengan Sunan Giri, simak ulasannya berikut ini.



Asal Usul Sunan Giri


 pastinya kita sudah tak asing lagi dengan Walisanga atau wali Sembilan Sunan Giri: Asal-Usul, Perjuangan, Keteladanan dan Metode Dakwah
thegorbalsla.com

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa Sunan Giri merupakan putra dari Syekh Maulana Ishaq. Ayahnya berasal dari Gujarat, setelah itu menetap di Pasai atau Aceh. Sedangkan ibunya bernama Dewi Sekardadu yang berasal dari Blambangan Jawa Timur.


Ibunya seorang putri dari raja kerajaan yang ada di Blambangan. Meski Sunan Giri memiliki keturunan yang bagus, Sunan Giri tidak sombong akan hal tersebut. Justru beliau semakin semangat untuk menyebarkan agama Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.


Asal usul Sunan Giri menjadi seorang wali, dimulai ketika ayahnya bernama Maulana Ishaq tertarik mengunjungi daerah Jawa Timur serta untuk menyebarkan agama Islam disana. Namun, ketika Maulana Ishaq ini sudah berada di Jawa Timur, bertemu dengan sepupunya yaitu Sunan Ampel.


Kemudian, Sunan Ampel menyarankan agar Maulana Ishaq ini berdakwah di daerah Blambangan , selatan Banyuwangi Jawa Timur.  Hampir semua masyarakat di Blambangan pada saat itu sedang diserang penyakit, termasuk Dewi Sekardadu atau sebelum ia menjadi istri dari Maulana Ishaq.


Bahkan, penyakit ini terbilang aneh, karena sudah banyak sekali tabib yang mencoba mengobatinya. Namun, alhasil penyakit tersebut belum jika bisa disembuhkan.


Karena sudah hampir menyerah, akhirnya raja membuat sayembara yang berisi” Barang siapa yang berhasil mengobati Dewi Sekardadu, jika ia lelaki maka akan dijodohkan oleh Sang Dewi. Jika yang berhasil menyembuhkan adalah seorang perempuan, maka akan dijadikan sebagai saudara.” 


Setelah beberapa lama sayembara itu dibuat dan disebarkan, namun sayangnya pada saat itu tidak ada yang mampu memenangkan sayembara tersebut. Pada suatu hari disaat raja mengalami keputus asaan, raja menyuruh Sang Patih untuk mencari seorang pertama yang paling sakti pada zaman itu.


Hingga akhirnya dalam perjalanan pencarian seorang pertapa sakti, ia bertemu dengan Resi Kandayana seorang pertapa sakti.


Resi ini memberi informasi kepada sang Patih tentang keberadaan Syekh Maulana Ishaq. Setelah sang Patih bertemu dengan Syekh Maulana Ishaq, ada syarat yang diajukan oleh Syekh.


Jika Syekh Maulana Ishaq ini berhasil menyembuhkan Dewi Sekardadu, Raja dan keluarga harus masuk islam. Namun, pada akhirnya Syekh Maulana Ishaq berhasil menyembuhkan Sang Dewi. Hingga akhirnya Dewi Sekardadu ini dinikahkan dengan Maulana Ishaq sesuai dengan sayembara yang disebarkan.


Untuk menepati janji yang telah dibuatnya, Raja dan keluarga Dewi Sekardadu masuk islam. Namun, sayangnya Sang Raja tidak masuk islam dengan sepenuh hati, karena raja iri kepada Maulana Ishaq yang sangat mudah mengajak semua rakyatnya untuk masuk Islam.


Bahkan, akibat iri tersebut Raja melakukan berbagai cara untuk menghalangi syiar yang dilakukan oleh Maulana Ishaq. Bahkan, sang Raja tega merencanakan untuk membunuh Syekh Maulana. Karena jiwanya merasa terganggu, Syekh kembali akhirnya kembali ke Pasai.


Kelahiran Sunan Giri


 pastinya kita sudah tak asing lagi dengan Walisanga atau wali Sembilan Sunan Giri: Asal-Usul, Perjuangan, Keteladanan dan Metode Dakwah
www.brilio.net

Ketika Dewi Sekardadu sedang hamil 7 bulan, Syekh Maulana Ishaq berpesan sebelum kepergian nya kepada istrinya untuk memberi nama bayinya Raden Paku ketika sudah lahir. Namun, karena raja sangat membenci Maulana Ishaq, akhirnya cucunya dibuang ke lautan.


Hingga akhirnya Sunan Giri ditemukan oleh awak kapal dagang yang berasal dari Gresik atau lebih tepatnya milik Nyai Ageng Pinatih. Kemudian bayi Sunan Giri ini diberikan kepada Nyai Ageng Pinatih.  Hingga akhirnya, bayi Sunan giri ini diangkat menjadi anak Nyai Ageng.


Namun, Sunan Giri ini diberi nama Joko Samudro, karena ditemukan di samudera. Sunan giri ini dijaga dan dibesarkan dengan kasih sayang oleh Nyai Ageng Pinatih. Ketika Sunan giri sudah berumur 7 tahun, ia dititipkan di padepokan Sunan Ampel di wilayah Kota Surabaya.


Hal ini bertujuan agar Sunan Giri ini bisa belajar Agama Islam lebih dalam. Selama belajar agama Islam di padepokan Sunan Ampel, Sunan Giri ini diberi nama Maulana Ainul Yaqin karena ia adalah murid yang paling cerdas. Sunan giri ini belajar agama di Padepokan Sunan Ampel hingga bertahun-tahun. 


Hingga suatu waktu, Sunan Ampel mengutus Sunan giri dan Raden Maulana Makhsum Ibrahim atau anak dari Sunan Ampel untuk belajar Islam lebih dalam di Makkah. Namun, sebelum belajar ke Makkah, Sunan Giri diutus harus menemui Syekh Maulana Ishaq di Pasai.


Setelah beberapa tahun belajar agama islam di Pasai, Maulana Ishaq memberikan amanah segenggam tanah pada Sunan Giri untuk membangun pesantren di sebuah daerah yang memiliki tanah serupa.


Kisah Dan Perjuangan Sunan Giri 


 pastinya kita sudah tak asing lagi dengan Walisanga atau wali Sembilan Sunan Giri: Asal-Usul, Perjuangan, Keteladanan dan Metode Dakwah
thegorbalsla.com

Sunan Giri mencari wilayah yang mempunyai tanah serupa dengan tanah yang diberikan oleh sang ayah, hingga akhirnya menemukannya di Kota Gresik. Daerah yang memiliki tanah yang serupa dengan amanah sang ayah yaitu di daerah dataran tinggi, lebih tepatnya di Desa Sidomukti.


Hal ini sesuai dengan namanya yaitu Giri yang artinya Gunung atau dataran tinggi. Bahkan, hanya dalam waktu 3 bulan saja, pesantren tersebut dikenal hingga seluruh nusantara. Pada saat itu, pesantren Sunan giri ini sangat terkenal. Justru dengan banyaknya murid, berdakwah di Pulau Jawa akan semakin mudah. 


Setelah berhasil mendirikan Pondok Pesantren di Gresik, Sunan Giri juga sudah mendirikan sebuah kerajaan yang dinamakan dengan Giri Keraton. Namun, sayangnya kerajaan ini hanya bertahan hingga 200 tahun saja. Setelah Sunan Giri meninggal, penyebaran dakwahnya digantikan oleh beberapa keturunannya sebagai berikut: 



  1. Sunan Dalem

  2. Sunan Sedomargi.

  3. Sunan Giri Prapen.

  4. Sunan Kawis Guwa

  5. Panembahan Ageng Giri.

  6. Panembahan Mas Witana 

  7. Pangeran Sinonegoro

  8. Pangeran Singosari.


Dalam mempertahankan kerajaan Sunan Giri Kedaton, Pangeran Singosari ini berjuang keras dari serangan Sunan Amangkurat II. Sunan Amangkurat II ini bermaksud untuk merebut kerajaan dari Pageran Singosari.


Untuk melawan Sunan Amangkurat II, pangeran Singosari ini dibantu oleh VOC dan Kapten Jonker dengan hasil yang tidak terlalu buruk. Namun pada tahun 1679 Masehi, Pangeran Singosari wafat. Setelah wafatnya Pangeran Singosari ini, Kerajaan Giri Kedaton ini juga ikut hancur. 


Nama Dan Gelar Yang Dimiliki Oleh Sunan Giri


 pastinya kita sudah tak asing lagi dengan Walisanga atau wali Sembilan Sunan Giri: Asal-Usul, Perjuangan, Keteladanan dan Metode Dakwah
thegorbalsla.com

Selama bertahun-tahun, Sunan Giri telah menuliskan perjalanan dakwahnya. Sehingga cerita tersebut menjadi sebuah legenda dakwah agama Islam yang tidak pernah mati hingga saat ini Sunan Giri masih bersemayam di hati dan sanubari para umat Islam, khususnya umat Islam di Pulau Jawa.


Sampai saat ini pun masih banyak orang yang mendatangi, mendoakan, bertirakat dan mencari teladan pada Sunan Giri. Karena jasanya yang sangat besar dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Giri memiliki beberapa nama dan gelar yang sangat terkenal, berikut ini nama dan gelar Sunan giri:



  1. Raden Paku.

  2. Prabu Satmata.

  3. Sultan Abdul Faqih.

  4. Raden Ainul Yaqin.

  5. Joko Samudro.

  6. Sultan Giri Kedathon.


Metode Dakwah Yang Dilakukan Oleh Sunan Giri


 pastinya kita sudah tak asing lagi dengan Walisanga atau wali Sembilan Sunan Giri: Asal-Usul, Perjuangan, Keteladanan dan Metode Dakwah
thegorbalsla.com

Pada saat itu, pusat Sunan Giri dalam menyebarkan Agama Islam yaitu di Kerajaan Giri Keraton, sehingga pada kerajaan ini banyak sekali orang yang memeluk agama Islam. Para Penyebar agama Islam di Indonesia, memang lebih banyak dengan cara mendirikan pondok pesantren, tak terkecuali Sunan Giri.


Pondok pesantren didirikan untuk menyebarkan agama Islam dengan cara mendidik anak-anak dengan ilmu agama islam. Dalam berdakwah, Sunan Giri ini menciptakan beberapa lagu anak-anak, agar semakin mudah juga anak anak menyerap pelajaran agama islam.


Selain itu, Sunan Giri juga menciptakan beberapa permainan yang dimasukkan dengan beberapa unsur agama Islam. Permainan yang diciptakan oleh Sunan Giri yaitu Jelungan atau Jitungan yang hingga saat ini masih dikenal di masyarakat Jawa Timur.


Karena, pada permainan ini terdapat simbol yaitu 1 tonggak kayu dan pohon yang sangat kuat. Selain itu, lagu ciptaan Sunan Giri yang hingga saat ini dikenal yaitu Dolanan Bocah dan Lir Ilir. Kedua lagu tersebut juga memasukkan unsur-unsur agama Islam.


Contoh Keteladanan Yang Dimiliki Oleh Sunan Giri


 pastinya kita sudah tak asing lagi dengan Walisanga atau wali Sembilan Sunan Giri: Asal-Usul, Perjuangan, Keteladanan dan Metode Dakwah
www.tahtamataram.com

Dengan beberapa metode dakwah yang dilakukan oleh Sunan Giri, tentu saja banyak sekali contoh keteladanan dari Sunan giri yang bisa kita petik hikmahnya.


Salah satu keteladanan yang bisa dipetik yaitu strategi yang baik dalam berdakwah. Selain strategi dakwah dilakukan dengan cara mendirikan pondok pesantren, lagu dan permainan.


Sunan Giri juga melakukan strategi dakwah di dalam dunia politik yaitu dengan menjadi Sang Propoganda Ulung. 


Julukan Sang propaganda ulung ini terbukti bahwa Sunan Giri mampu menaklukkan kerajaan Majapahit. Hingga akhirnya kerajaan tersebut mengakui kekuasaan Sunan Giri dan memberi kebebasan pada Sunan Giri untuk menyebarkan Agama Islam di kerajaan Majapahit.


Menjadi seorang ulama, memiliki pengetahuan agama islamnya yang luas memang penting, namun penting juga memiliki pengetahuan umum agar bisa bersaing dengan kerajaan-kerajaan kala itu. Diantara kepintaran-kepintaran dalam hal umum yaitu kemampuan dalam bernegosiasi dan kemampuan dalam memimpin.


Karena dalam berdakwah, hal yang paling dibutuhkan yaitu cara memimpin pemerintahannya. Hal ini bertujuan agar keberadaan kita bisa diakui oleh Pemerintahan, seperti halnya keberadaan Sunan Giri pun dengan ikut berkecimpung di dunia politik, maka dilihat dan diakui oleh orang-orang di pemerintahan.


Dengan adanya pengakuan dan legalitas tersebut, dakwah yang dilakukan akan semakin mudah. 


Peran Sunan Giri Dalam Menyebarkan Agama Islam


 pastinya kita sudah tak asing lagi dengan Walisanga atau wali Sembilan Sunan Giri: Asal-Usul, Perjuangan, Keteladanan dan Metode Dakwah
kalimat.id

Setelah mengetahui metode yang digunakan serta keteladanan Sunan Giri, kita juga perlu mengetahui peran Sunan Giri dalam menyebarkan agama Islam. Banyak sekali peran Sunan giri dalam menyebarkan Agama Islam di Indonesia, sebagaimana berikut ini:




  • Bagaimana Islam Di Daerah Blambangan Jawa Timur




Setelah Sunan Giri beserta anak dari Sunan Ampel belajar agama Islam pada Maulana Ishaq atau ayah Sunan giri, keduanya melanjutkan perjalanan ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Setelah itu, barulah Sunan Giri kembali ke Pulau jawa untuk melanjutkan menyiarkan agama Islam.


Bahkan oleh Sunan Ampel, Sunan Giri ini juga ditugaskan untuk berdakwah di Blambangan atau lebih tepatnya ke tempat ibunya atau kakeknya.  Prabu Minak Sembuyu atau kakeknya ini tak disangka menerima dengan senang hati kedatangan cucunya yang dulu ia buang ke samudera.


Meski Pabu Minak ini mengetahui maksud kedatangan Sunan Giri untuk menyebarkan agama Islam, Prabu Minak sama sekali tidak menghalanginya. Karena pada saat itu agama Islam sudah berkembang pesat di Blambangan. Hingga akhirnya agama Hindu dan budha terdesak hingga ke Pulau Bali, yang sampai saat ini masih banyak pemeluk agama Hindu di Bali. 




  • Perkembangan Agama Islam Di Kota Gresik




Sunan Giri kembali ke Gresik untuk menyebarkan agama islam sesuai perintah dari Sunan Ampel. Selain itu, maksud dari Sunan Ampel ini yaitu agar Sunan Giri mendatangi ibu angkatnya yaitu Nyai Ageng Pinatih. Sesampainya di Gresik, Sunan Giri membantu ibu angkatnya untuk berdagang sekaligus dengan berdakwah. 


Pada suatu hari ketika membantu ibu angkatnya berdagang, ada kejadian istimewa dari Sunan Giri yaitu mengubah karung yang berisi batu dan pasir menjadi dammar, rotan dan emas. Yang pada awalnya Nyai Ageng Pinatih ini tidak pernah sedekah, setelah adanya kejadian istimewa tersebut. 


Nyai Ageng Pinatih ini berubah menjadi orang yang senang berzakat. Khususnya pada fakir miskin atau orang yang membutuhkan lainnya yang ada di sekitar wilayah Kota Gresik.




  • Pembangunan Pesantren Oleh Sunan Giri




Bahkan, ketika Sunan Giri sudah menikah, ia tetap membantu ibu angkatnya untuk berdagang, sebagai rasa terima kasih telah dibesarkan. Ketika berdagang, Sunan Giri juga sekaligus menyebarkan agama Islam, sehingga tak heran jika Sunan giri semakin dikenal di seluruh nusantara.


Karena banyaknya orang yang belajar agama kepadanya, kemudian Sunan Giri meminta izin kepada ibu angkatnya untuk meninggalkan dunia perdagangan dan memutuskan untuk membangun pondok pesantren.


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Sunan Giri diamanahkan oleh sang ayah untuk membangun pondok pesantren, sehingga Sunan giri akan fokus dalam membangun pesantren tersebut.


Setelah ada persetujuan dari sang ibu angkat, Sunan Giri mengasingkan diri selama 40 hari 40 malam untuk bertafakur di sebuah Goa yang berada di Desa kembangan di wilayah Kota Gresik.  Sunan Giri masih ingat pada tanah yang diberikan ayahnya untuk membangun pondok pesantren di daerah yang memiliki tanah yang serupa.


Akhirnya Sunan Giri tiba di dataran tinggi di Desa Sidomukti. Setelah itu, Sunan Giri membangun pesantren dengan bantuan Nyai Ageng Pinatih dan masyarakat Gresik. 




  • Berperan Dalam Peresmian Masjid Demak




Sunan Giri juga turut berperan dalam peresmian Masjid Demak yang dibangun oleh Sunan Kalijaga. Dalam peresmian masjid Demak tersebut, Sunan Kalijaga bermaksud untuk menggelar sebuah pertunjukan wayang yang berupa wayang beber atau wayang yang rupanya menyerupai wajah manusia. 


Namun, Sunan Giri menentang pertunjukan wayang tersebut. Dengan alasan haram hukumnya dalam islam menggunakan wayang yang bergambar wajah manusia. Hingga akhirnya, Sunan Kalijaga mengganti wayang tersebut menjadi karikatur yang saat ini dikenal dengan wayang kulit. 


Setiap orang yang ingin melihat pertunjukan wayang ini, tidak ada karcis masuk untuk yang ingin menonton. Namun, biaya karcis tersebut diganti dengan mengucapkan 2 kalimat syahadat. Dengan peresmian masjid Demak ini, semakin banyak pula orang yang memeluk agama Islam.


Itulah ulasan lengkap mengenai Sunan Giri mulai dari asal usul Sunan Giri, perjuangan Sunan Giri serta metode yang digunakan dalam menyebarkan agama Islam. Selain itu, Sunan Giri juga memiliki peran yang sangat banyak dalam penyebaran Agama Islam. Semoga ulasan ini bermanfaat.