Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif – Menulis merupakan salah satu kegiatan yang cukup positif dan banyak menuai manfaat di dalamnya. Selain meningkatkan kecerdasan otak, menulis juga menjadi salah satu cara untuk menuangkan pikiran, gagasan, bahkan sebuah karya.
Bahkan ada pula yang berpendapat bahwa jika Anda ingin cara agar seseorang tidak dilupakan adalah dengan menulis. Meskipun Anda sudah meninggal dunia namun tulisan Anda tetap hidup sepanjang masa. Dari banyaknya tulisan yang ada, baik dalam media cetak maupun media online memiliki karakteristik masing-masing dari penulisnya.
Ternyata, hal ini juga dipengaruhi dengan pengetahuan yang dimiliki dari penulisnya tersebut termasuk pengetahuan tentang kaidah penulisan yang benar. Salah satunya adalah mengetahui tentang bagaimana pengertian dan contoh kalimat efektif dan tidak efektif.
Dengan mengetahui secara jelas bagaimana penulisan kalimat efektif dan tidak efektif, maka tulisan yang Anda hasilkan tidak berbelit-belit atau membingungkan pembaca. Nah, untuk lebih mengenal bagaimana kaidah penulisan kalimat efektif dan tidak efektif berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.
Mulai dari Pengertian Kalimat Efektif, ciri-ciri Kalimat efektif, syarat penulisan kalimat efektif dan bagaimana contoh kalimat efektif dan tidak efektif. Penasaran seperti apa? Simak ulasannya berikut ini!
Contents
- 1 Pengertian Kalimat Efektif
- 2 Ciri-Ciri Kalimat Efektif
- 2.1 Memakai Diksi yang Tepat atau Penggunaan Kata yang Tepat
- 2.2 Memiliki Unsur Pokok atau Penting, Minimal Subjek Predikat (SP)
- 2.3 Taat Kepada Tata Aturan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang Berlaku
- 2.4 Melakukan Penekanan Ide Pokok
- 2.5 Mengacu Kepada Penghematan Penggunaan Kata
- 2.6 Memakai Kesejajaran Bentuk Bahasa yang Dipakai
- 2.7 Memakai Variasi Struktur Kalimat
- 3 Syarat Kalimat Efektif
- 4 Perbedaan Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
- 5 Contoh kalimat efektif dan tidak efektif dengan memakai variasi pembukaan
- 6 Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
- 7 Manfaat Kalimat Efektif Dalam penulisan Karya Ilmiah
Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif merupakan sebuah kalimat yang disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku, baik unsur-unsur penting yang harus ada di dalamnya seperti subject predikat, serta tentang pemilihan diksi yang tepat. Kalimat efektif ini akan membuat tulisan yang Anda buat menjadi lebih mudah dipahami dan tidak berbelit-belit.
Sementara pengertian Kalimat efektif menurut Wikipedia adalah sebagai berikut. Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat); memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat. Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. (Sumber: Wikipedia)
Sedangkan pengertian kalimat efektif menurut Jusuf Sjarif badudu atau yang lebih dikenal dengan JS.Badudu yang merupakan seorang pakar bahasa Indonesia.
Pengertian Kalimat efektif adalah Kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si pembaca (si penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si penutur atau si penulis.
Selain itu terdapat pula pengertian lain dari kalimat efektif. Yaitu, Jenis kalimat yang dapat memberikan efek tertentu dalam komunikasi. Efek yang dimaksudkan disini adalah kejelasan informasi. Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata mubazir, tetapi juga tidak kekurangan kata.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Setelah Anda mengetahui apa itu pengertian Kalimat efektif, selanjutnya adalah mengenal apa saja ciri-ciri kalimat efektif. Berikut ini adalah ciri-ciri dari kalimat efektif:
Memakai Diksi yang Tepat atau Penggunaan Kata yang Tepat
Salah satu ciri dari kalimat efektif ditandai dengan penggunaan diksi atau pemilihan kata yang tepat. Tepat disini dalam arti sesuai dengan tema, atau topik yang dibahas dalam tulisan tersebut. Dengan pemilihan diksi yang tepat akan membuat kalimat Anda tidak berbelit-belit.
Memiliki Unsur Pokok atau Penting, Minimal Subjek Predikat (SP)
Dalam sebuah kalimat tentunya memiliki subjek dan predikat. Hal itu merupakan contoh paling dasar. Jika secara lengkap unsur dalam sebuah kalimat terdiri dari Subject, Predikat atau kata kerja, Objek dan keterangan. Dengan satu kesatuan kalimat yang lengkap maka kalimat Anda akan lebih mudah dipahami pembaca.
Taat Kepada Tata Aturan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang Berlaku
Dalam kaidah Bahasa Indonesia memiliki aturan berupa EYD atau Ejaan yang Disempurnakan. Bagaimana perubahan sebuah kata ketika mendapat imbuhan, sisipan dan akhiran. Seperti kata sapu mendapat imbuhan me menjadi menyapu bukan mensapu.
Melakukan Penekanan Ide Pokok
Untuk membuat tulisan menjadi lebih mudah dipahami oleh pembaca, yang terpenting adalah mencantumkan ide pokok di dalamnya. Fokus terhadap ide pokok tersebut agar tulisan Anda tidak terlalu meluas pembahasannya.
Mengacu Kepada Penghematan Penggunaan Kata
Hemat dalam penggunaan kata. Dalam ini sangat erat hubungannya dengan pemilihan kata yang digunakan di dalam sebuah kalimat. Contoh kalimat efektif dan tidak efektif adalah sebagai berikut: Ibu pergi ke pasar hanya membeli 3 kilogram telur saja. Akan lebih efektif jika Ibu pergi ke pasar membeli 3 kilogram telur saja. Jika sudah menggunakan kata hanya tidak perlu ditambahi dengan kata saja ataupun sebaliknya.
Memakai Kesejajaran Bentuk Bahasa yang Dipakai
Kesejajaran bahasa merupakan cara penempatan ide yang sama dalam tulisan yang Anda buat. Agar tidak melenceng dari tema pembahasan.
Memakai Variasi Struktur Kalimat
Nah agar tulisan Anda tidak terkesan monoton, Anda bisa menggunakan variasi struktur kalimat dengan cara memakai baik frase keterangan tempat, frase keterangan waktu, frase keterangan cara, frase keterangan verbum maupun partikel penghubung.
Syarat Kalimat Efektif
Terdapat setidaknya 6 prinsip atau syarat yang harus terpenuhi dalam menulis kalimat efektif, diantaranya adalah sebagai berikut:
Kesatuan
Menurut Amran Tasai dan Arifin, kesatuan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang digunakan. Kesatuan gagasan kalimat ini diperlihatkan oleh kesepadanan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Berikut ini adalah ciri-ciri yang disebut dengan kesatuan kalimat;
Adanya Subject dan Predikat yang Jelas
Dalam hal ini sebaiknya hindari untuk menggunakan kata depan ke,di,sebagai dan lain sebagainya sebelum keberadaan objek. Misalnya dalam kalimat berikut:
Di rumah sakit para dokter sedang mendiskusikan masalah kesehatan yang terjadi (kalimat salah).
Para dokter mendiskusikan masalah kesehatan yang terjadi di rumah sakit (kalimat benar).
Tidak Memiliki Subjek Ganda
Dalam sebuah kalimat tidak memakai subjek lebih dari satu. Misalnya seperti berikut:
Pembangunan jalan itu kami dibantu oleh warga desa. (Salah)
Dalam membangun jalan itu, kami dibantu oleh warga desa. (Benar)
Dalam Kalimat Tunggal Tidak Menggunakan Kata Penghubung Intra kalimat
Misalnya:
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (Salah)
Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (Benar)
Predikat Kalimat Tidak Didahului Oleh Kata “yang”
Misalnya:
Bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa Melayu. (Salah)
Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu. (Benar)
Kehematan
Menurut Lamuddin Finoza, pengertian kehematan adalah usaha menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat disini berarti tidak menggunakan kata-kata mubazir, tidak menjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak, dan tidak mengulang subjek. Dengan menghemat kata, kalimat menjadi padat dan berisi.
Contoh kalimat kehematan:
Kalimat salah : Karena dia tidak sakit, dia tidak pergi ke dokter.
Kalimat benar : Karena tidak sakit, dia tidak pergi ke dokter.
*****
Kalimat Salah: Presiden Jokowi menghadiri Rapin ABRI hari Senin.
Kalimat benar : Presiden Jokowi menghadiri Rapat ABRI senin itu.
*****
Kalimat salah: Para Tamu-Tamu
Kalimat benar: Para tamu atau Tamu-Tamu
Keparalelan
Menurut Arifin dan Amran Tasai, salah seorang pakar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwasanya keparalelan merupakan kesamaan bentuk yang digunakan dalam kalimat itu. Maksudnya adalah jika kata pertama berbentuk verba, maka kata kedua juga harus berbentuk verba.
Contoh kalimat keparalelan:
Sang Guru memaparkan, menjelaskan dan penerapan sebuah aplikasi pada para praktikkan (kalimat salah).
Sang guru memaparkan, menjelaskan dan menerapkan sebuah aplikasi pada para praktikkan. (kalimat benar)
Kalimat salah: Harga solar dibekukan atau kenaikan secara luwes.
Perhatikan dua kata yang bergaris bawah di atas. Meskipun keduanya merupakan predikat namun kedua kata tersebut tidak paralel. Kata dibekukan merupakan verba yang memiliki afiks di-kan. Sementara kenaikan merupakan nomina yang memiliki afiks ke-an. Kedua kata tersebut seharusnya paralel.
Kalimat yang benar dan efektif adalah harga solar dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Perbedaan Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
Kalimat efektif merupakan kalimat yang berfungsi untuk mewakili gagasan penulisan atau gagasan pembicara dan bisa diterima oleh pembaca. Kalimat ini memuat makna khusus penulis dan sifatnya yang harus disampaikan, jelas, padat dan singkat.
Sedangkan kalimat tidak efektif merupakan kalimat yang tak terdapat sifat – sifat tertentu pada kalimatnya. Tidak terdapat aturan seperti dengan kalimat efektif.
Kalimat Efektif:
Saya adalah mahasiswa universitas Diponegoro. Saya kos di daerah Tembalang. Untuk berangkat kuliah, saya menggunakan transportasi umum, yaitu Trans semarang. Selain saya, banyak mahasiswa Universitas Diponegoro yang tinggal di Tembalang menggunakan fasilitas Trans Semarang sebagai sarana transportasi.
Kalimat Tidak Efektif:
Saya ini adalah mahasiswa dari Universitas diponegoro, kebetulan saya ngekos rumah di daerah Tembalang. Jadi untuk berangkat kuliah saya biasanya menggunakan transportasi umum seperti trans Semarang. Selain saya, banyak pula para mahasiswa Universitas Diponegoro yang juga memakai Trans Semarang sebagai salah satu sarana transportasi setiap hari.
Contoh kalimat efektif dan tidak efektif dengan memakai variasi pembukaan
Frase Keterangan Tempat
- Kereta rel listrik di Jabodetabek dirasakan sejumlah kalangan sebagai solusi transportasi di tengah kemacetan. (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Metropolitan, KRL perlu didukung).
- Pertentangan antara meneruskan kebijakan penghematan anggaran dan melakukan kebijakan lain terus mengemuka di Eropa. (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Internasional, Pertentangan Meruncing)
Frase Keterangan Waktu
- Tanggal 1 Mei 2013, Papua genap 50 tahun bergabung dalam NKRI (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Papua, Sebuah Noktah Sejarah).
- Hampir setiap hari pada jam sibuk terjadi kekacauan di perempatan Kuningan, Mampang, dan Gatot Subroto (Jakarta Selatan). (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Pindah Halte Transjakarta Kuningan Barat Koridor IX).
Frase Keterangan Cara
- Terjatuh dari Sungai Kliwut, Minggu (5/5) pagi. (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Terpeleset,Wahidun Tewas Tenggelam di Sungai).
- Pengerukan terutama untuk tambang C berupa tanah timbun. (Koran kompas Senin 6 Mei 2013, Pengerukan Tanah Picu Banjir).
Frase Verbum
- Peresmian itu ditandai dengan acara resepsi yang dihadiri sejumlah pejabat. (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Kembangkan Toba, Silangit Dibenahi).
- Pemerintah tidak alergi dengan rumah mewah dan menengah, tetapi sebaiknya ada luang yang sama bagi seluruh lapisan masyarakat untuk memiliki rumah. (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Rumah Murah ditinggal).
Partikel Penghubung
- Selain mengalami siksaan, burung juga ditempatkan di ruangan yang tidak layak (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Aroma Busuk di Lebak Wangi).
- Namun, mayoritas peternak lele di kawasan ini, khususnya di segmen konsumsi, terus bertahan. (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Lele Menopang Ekonomi Kota Metro).
- Akan tetapi, hukuman pengusiran dari padang tidak berlaku bagi fajri karena ia berasal dari keluarga kurang mampu. (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Fajri Bisa Sekolah di Padang)
Menggunakan Kesepadanan Antara Jalan Pikiran yang Logis dan Sistematis Struktur Bahasa
Kalimat yang anda gunakan, baik struktur kata yang dipakai dengan jalan pikiran atau gagasan yang Anda miliki sesuai atau pas, sehingga apa yang Anda inginkan namun berbeda dalam bahasa tulisan akan menyebabkan ketidaksepadanan.
Mewujudkan Koherensi yang Baik dan Kompak
Kohesi dan Koherensi. Kohesi adalah hubungan antar bagian dalam teks yang ditandai penggunaan unsur bahasa. Konsep kohesi pada dasarnya mengacu kepada hubungan bentuk, artinya unsur-unsur wacana (kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun suatu wacana memiliki keterkaitan secara padu dan utuh (Mulyana, 2005: 26)
Memperhatikan Paralelisme
Paralelisme merupakan majas yang mengulang kata pada setiap baris yang sama di dalam satu bait puisi. Nah dalam tulisan pun terkadang menggunakan paralelisme ini. Namun Anda harus memperhatikan karena jika tidak maka tulisan Anda akan terkesan monoton.
Merupakan komunikasi yang berharkat.
Diwarnai Kehematan
Kalimat efektif cenderung hemat dalam penggunaan kata meskipun terkadang terkesan kaku.yang terpenting maksudnya tersampaikan.
Didasarkan Pada Pilihan Kata yang Baik
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwasanya untuk bisa membuat kalimat efektif sangat tergantung pada pemilihan kata yang digunakan dalam susunan kalimatnya. Diksi yang dipakai harus sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan.
Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
Kalimat tidak efektif : Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air dan pengaturan tata ruang.
Predikat pada kalimat di atas tidak paralel. Ada yang berupa nomina dengan afiks peng-an, ada pula verba berafiks meng-. Kalimat yang efektif adalah sebagai berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kelogisan
Menurut Arifin dan Amran Tasai, kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Misalnya:
Kalimat salah : Waktu dan tempat kami persilahkan
Kalimat benar : Bapak Dokter kami persilahkan
Kalimat waktu dan tempat kami persilahkan merupakan kalimat yang tidak logis. Hal ini dikarenakan dalam kalimat tersebut terdapat sifat yang tidak bisa masuk akal atau bisa dikatakan tidak logis. Waktu dan tempat merupakan benda mati yang tidak bisa diperlakukan demikian.
Kalimat salah : Untuk mempercepat waktu, mari langsung saja kita selesaikan acara ini.
Tentu Anda sudah tahu bukan bahwasanya waktu berputar pada semestinya. Tidak bisa diperlambat maupun dipercepat seperti yang sudah disebutkan di atas. Oleh karena itu, kalimat yang efektif dan logis adalah untuk menghemat waktu, langsung saja kita mulai acara.
Kepaduan (Koherensi)
Menurut Finoza, koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentukan kalimat. Merupakan syarat dari kalimat efektif agar diharapkan nantinya setiap informasi yang diterima tidak terpecah-pecah.
Sementara menurut Mulyana, Kohesi atau koherensi adalah Kohesi adalah hubungan antar bagian dalam teks yang ditandai penggunaan unsur bahasa. Konsep kohesi pada dasarnya mengacu kepada hubungan bentuk, artinya unsur-unsur wacana (kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun suatu wacana memiliki keterkaitan secara padu dan utuh.
Contoh:
Ikan memakan adik Tadi Pagi (Kalimat salah)
Adik memakan ikan tadi pagi (kalimat benar)
*****
Mereka membahas daripada kehendak rakyat (kalimat salah)
Mereka membahas kehendak rakyat (kalimat benar)
*****
Menurut Haliday dan Hasan tahun 1976, kohesi ada sesuatu yang menciptakan suatu wacana yaitu keadaan unsur-unsur bahasa yang saling merujuk dan berkaitan secara sistematis. Misalnya pada kalimat berikut:
Pak guru mengajar matematika dan fisika. Pelajaran itu dikuasainya dengan baik. Kata matematika dan fisika digantikan oleh kata pelajaran itu.
Kohesi sendiri tidak datang begitu saja. Akan tetapi diciptakan secara formal oleh Pemarkah Bahasa. Misalnya, kata pormomina, kata demonstratif maupun konjungsi dan kata yang diulang.
Pemarkah kohesi terbagi menjadi dua jenis, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksial. Kohesi gramatikal adalah hubungan semantis yang terjadi antara unsur yang dimarkahi alat gramatikal, yakni alat bahasa yang dipakai dalam tata bahasa. Kohesi gramatikal biasanya berwujud pengacuan atau referensi, substitusi dan penyulihan, pelepasan dan elipsis, konjungsi atau penghubung.
Sementara kohesi leksikal yaitu hubungan leksikal pada bagian-bagian wacana untuk memperoleh keserasian dalam struktur secara kohesif. Kohesi leksial ini biasanya berupa pengulangan, sinonim, hiponim, metonim dan antonim.
Sedangkan pengertian koherensi menurut Shared-Knowled, koherensi adalah keberterimaan suatu tuturan atau teks karena kepaduan semantisnya. Secara lebih spesifik, koherensi diartikan sebagai hubungan antara teks dan faktor di luar teks berdasarkan pengetahuan seseorang.pengetahuan seseorang yang berada di luar teks itu sering disebut konteks bersama (share-context) atau pengetahuan bersama.
Contoh kalimat koherensi:
Intan (mengetuk pintu kamar): ada telpon dari nila!
UKi (sedang ganti baju di kamar): sebentar, lagi ganti baju!
Intan : Oke
Dalam contoh dialog di atas tidak terdapat pemarkah kohesi.namun antara Intan dan Uki pun bisa saling mengerti. Dan Anda pun sebagai pembaca dan pandangan juga mampu memahami isi cerita.sehingga dialog di atas adalah wacana.
Manfaat Kalimat Efektif Dalam penulisan Karya Ilmiah
Menurut Razak, kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mengekspresikan kejiwaan manusia lainnya, dengan demikian, hanya kalimat yang berdaya gunalah yang diklasifikasikan kepada kalimat efektif.
Sedangkan menurut Zulfahmi, Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mengantarkan isi dan tujuan komunikasi dengan baik. Untuk mengungkapkan atau mengkomunikasikan gagasan pengarang, maka diperlukan kalimat yang baik.
Menurut Drs.Mukhlis,M.Hum dalam bukunya pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan Penelitian) Halaman 9, menjelaskan bahwa bahasa indonesia ragam Ilmiah digunakan oleh para cendekiawan untuk mengkomunikasikan ilmu pengetahuan. Ragam bahasa tersebut memiliki sifat-sifat berikut ini:
- Ragam bahasa ilmiah termasuk ragam bahasa baku. Oleh karena itu, penulisan karangan ilmiah mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku, yaitu dalam ragam tulis menggunakan ejaan yang baku (EYD), menggunakan kata-kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah dibakukan.
- Dalam ragam bahasa ilmiah banyak digunakan kata-kata istilah. Kata-kata tersebut digunakan dalam arti denotatif, bukan dalam arti konotatif.
- Dalam ragam bahasa ilmiah digunakan kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis, dan dapat menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
- Ragam bahasa ilmiah lebih berkomunikasi dengan pikiran daripada perasaan; bersifat tenang, jelas, hemat dan tidak emosional.
- Hubungan gramatik antara unsur-unsurnya, baik dalam kalimat maupun dalam paragraf, hubungan antara paragraf satu dan paragraf yang lain bersifat padu. Untuk menyatakan hubungan digunakan alat-alat penghubung, seperti kata-kata penunjuk, kata-kata penghubung, pengulangan kata atau frasa, penggantian dan lain-lain.
- Hubungan semantik antara unsur-unsurnya bersifat logis. Penggunaan kalimat yang bermakna ganda atau ambiguous harus dihindari.
- Penggunaan kalimat pasif lebih diutamakan karena dalam kalimat pasif peristiwa lebih dijelaskan daripada pelaku perbuatan.
- Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan kata ganti.
Nah bagaimana menurut Anda? Semoga penjelasan di atas tentang pengertian, ciri-ciri, contoh kalimat efektif dan tidak efektif beserta manfaatnya bisa membantu dan menambah wawasan Anda.