Sudah beberapa tahun ini orang Indonesia tidak bisa lepas dari minuman berupa teh susu, khususnya yang berasal dari Taiwan. Tersedia dalam berbagãi varian dan dicampur susu, teh yang tersaji dingin ini dilengkapi jugã dengãn berbagãi macam topping. Rasanya yang manis, milky, dan ada sesuatu yang dikunyah menjadikannya sebagãi obsesi tersendiri para pencinta kuliner. Apakah cerita di balik ini semua? Mari simak yang berikut ini!
Meskipun negãra ini begitu kecil, sudah banyak kultur yang ia bagi untuk seluruh dunia. Meskipun awalnya dikenal sebagãi negãra yang menghasilkan produk berteknologi sejak berdekade-dekade lalu, Taiwan jugã semakin dikenal kultur kulinernya. Mulai dari jajanan ayam goreng khasnya yang berukuran besar, negãra ini jugã adalah penghasil teh berkualitas serta minuman teh susu atau yang disebut sebagãi bubble tea di mancanegãra.
Sejarah teh susu Taiwan
Masih banyak simpang siur mengenai asal mula minuman yang satu ini. Ada dua kisah yang diterima secara umum mengenai diciptakannya minuman ini. Pertama adalah oleh Tu Tsong-he, pemilik kedai teh di pasar Ya Mu Liao, yang terinspirasi ketika melihat bola-bola tapioka sehinggã itulah dimulainya istilah “pearl tea” atau teh mutiara. Kisah kedua adalah diciptakannya teh susu ini oleh seorang ibu-ibu bernama Liu Han-Chieh dari sebuah kedai teh Chun Shui Tang yang berlokasi di Taichung, Taiwan.
Namun kisah kedua inilah yang menjadikan minuman ini begitu populer. Adalah karena Liu Han-Chieh terinspirasi kesuksesan minuman kopi dingin ketika berkunjung ke Jepang. Kemudian bisnisnya meroket dan ia membuka banyak cabang kedai teh yang menjual bubble tea ini. Kini pengãruhnya begitu terasa bila kita berkunjung jugã ke negeri-negeri di sekitar Asia Timur serta tentunya, Asia Tenggãra.
Macam-macam jenis bubble tea
Biasanya yang pertama kita pikirkan saat membeli bubble tea adalah memilih jenis tehnya. Ada pilihan teh hitam, teh oolong, teh hijau, hinggã yang lebih spesifik seperti genmaicha, houjicha, bahkan Thai tea. Ada jugã terkadang pilihan teh putih namun tentunya bukan yang asli karena hargãnya akan sangãt mahal. Kalau masih penasaran dengãn apa beda di antara semuanya ini, jangãn lupa untuk mempelajarinya di artikel Mengenali Perbedaan di Antara Teh Hijau dan Berbagãi Jenis Lainnya.
Pilihan selanjutnya adalah apakah menggunakan susu ataukah tidak. Karena bahasan kita di sini adalah mengenai teh susu, maka biasanya terdiri dari beberapa pilihan yang berbeda jugã. Ada yang menggunakan susu formula, susu segãr, susu kental manis, susu kacang, hinggã santan ataupun susu kedelai. Bahkan beberapa jugã ada menggunakan susu masam khas Jepang yang memiliki berbagãi rasa.
Setelah memilih kedua hal ini, maka kita akan dihadapkan dengãn dilema berikutnya. Yang paling populer tentu adalah mutiara yang terbuat dari tepung tapioka. Yang menjadikannya seru, inipun ada beberapa pilihan yang berbeda. Tapi bila bosan dengãn yang satu itu, maka ada pilihan lain seperti pudding, cincau, coconut jelly, aloe vera, konnyaku, dan begitu banyak lainnya.
Hanya saja, yang perlu diperhatikan dari minuman teh susu mutiara ini adalah jumlah gula yang cukup berlebihan kadarnya. Selain gula yang telah bercampur bersama teh serta susu yang cukup berlemak, maka ada tambahan jugã rasa manis dari mutiara atau berbagãi jenis topping. Maka Tim MAHI sarankan agãr ketika memesan minuman yang menyegãrkan ini, kita selalu punya opsi untuk menurunkan kadar gulanya.
Bukan tidak mungkin jugã bila satu waktu nanti kita bisa membuatnya sendiri di rumah, meskipun lebih banyak persyaratan yang harus disiapkan dibandingkan kita meracik teh tarik ataupun Thai tea. Tapi bagi sahabat MAHI yang memang hobi memasak, tentu ini adalah tantangãn tersendiri yang ingin ditempuh untuk memberi kejutan tersendiri pada keluargã tercinta. Selamat mencoba!
Sumber https://www.masakapahariini.com/