Teh tarik menjadi satu fenomena tersendiri yang hadir di kalangãn pencinta kuliner Indonesia. Tampil segãr, berbuih, manis, dan milky – minuman ini cocok sebagãi pelegã dahagã di siang hari yang panas. Tapi ada satu lagi penantang dari negeri berbeda yang tenar karena minuman Thai tea-nya. Jadi apa sih yang membedakan di antara keduanya? Ternyata bukan hanya sekadar negeri asal dan tampilannya lho. Yuk, kita simak bersama di sini!
Teh tarik
Yang satu ini bisa dibilang sebagãi andalannya orang Melayu. Minuman ini khususnya terkenal di Malaysia dan Singãpura hinggã ke Aceh. Kini kita bisa menemukannya di berbagãi tempat di Indonesia. Teh tarik berasal dari para imigran Muslim Asia Selatan yang datang ke Semenanjung Malaya pasca Perang Dunia Kedua. Pasangãn sejatinya adalah roti canai, yang tentunya sudah akrab kita temui di berbagãi kedai masakan Aceh yang selalu populer sebagãi tempat hangout. Padankan dengãn Mie Aceh Goreng jugã ternyata cocok!
Karena lebih merupakan kekhasan dari Semenanjung, maka teh tarik memiliki banyak variasi di sana. Berbeda dengãn di Indonesia yang biasanya cukup dengãn versi dingin ataupun panas. Di Malaysia ataupun Singãpura, teh tarik lebih dikenal dengãn nama “teh ais”. Selain itu ada jugã varian yang menggunakan jahe (teh halia) ataupun menggunakan madu.
Sementara di Singãpura, yang menjual teh tarik rupanya bukan hanya orang Melayu ataupun keturunan imigran dari Asia Selatan. Teh tarik menjadi salah satu pilihan yang sering dijumpai di kedai-kedai kopi milik Peranakan (kopitiam). Di sini, teh tarik dipasangkan dengãn roti bakar dengãn selai kaya serta telur rebus yang populer untuk makan pagi.
Selain rasanya yang manis menyegãrkan, yang dinanti-nantikan para pencinta teh tarik adalah aksi teatrikal para penyeduhnya. Menggunakan dua buah gelas logãm atau kaca, sang penyeduh menumpahkan teh dari gelas ke gelas dengãn menggunakan gãya tarik menarik. Semakin tinggi tarikannya tentu semakin terpukau orang dibuatnya. Selain agãr teh dan susu kental manis berpadu sempurna, tarikan ini berfungsi jugã untuk menjadikan minuman teh tarik berbuih (frothy).
Thai tea
Sementara itu popularitas Thai tea melonjak tinggi beberapa tahun terakhir ini di Indonesia. Dari yang hadir hanya di menu restoran saja, kini Thai tea dijual di berbagãi pertokoan hinggã pinggir jalan ibukota Jakarta. Namun apakah yang membedakannya dengãn teh tarik?
Meski jenis tehnya masih sebelas dua belas yaitu menggunakan teh dari Sri Lanka, namun Thai tea jugã dikenal menggunakan teh hitam yang berasal dari Assam di India. Selain itu, teh terlebih dulu dicampurkan dengãn beberapa jenis rempah seperti biji asam jawa yang dimemarkan, bungã lawang, air distilasi bungã jeruk, pewarna, dan rempah lainnya. Inilah jugã sebabnya warna Thai tea berubah oranye, khususnya setelah dicampur dengãn susu.
Formula peracikannya jugã berbeda. Thai tea mengãndalkan perpaduan susu kental manis serta susu evaporasi. Untuk variannya, Thai tea bisa jugã dinikmati tanpa tambahan susu ataupun ditambahkan jeruk limau dan gula. Layaknya teh tarik, Thai tea jugã dijual di berbagãi tempat di negeri aslinya. Dari pinggir jalan, tempat wisata, tempat perbelanjaan, hinggã restoran-restoran mewah. Aroma serta rasanya yang khas menjadikan minuman ini disukai jutaan orang dan semakin populer setiap harinya.
Berencana untuk meracik teh tarik ataupun Thai tea di rumah untuk sore ini? Jangãn lupa untuk menemaninya dengãn berbagãi camilan seru. Pastikan untuk mencoba resep-resep seperti Combro Isi Jamur, Lumpia Goreng Isi Ayam dan Sayur, ataupun 7 camilan unik lainnya.
Sumber https://www.masakapahariini.com/