Nikmati Berbagãi Jajanan Kuliner Legendaris di FJB 2019

Beragãm jajanan kuliner yang legendaris akan mewarnai Festival Jajanan Bango 2019 yang akan diadakan di GBK Jakarta pada tanggãl 16-17 Maret mendatang. Dari 80 lebih jenis jajanan yang akan hadir pada festival kali ini, ada 10 diantaranya yang merupakan Penjaja Kuliner legendaris dan telah dilestarikan selama beberapa generasi.


Simak terlebih dahulu bagian pertama dari perkenalan para Penjaja Kuliner legendaris ini di Masak Apa Hari Ini. Selanjutnya, ada lima lagi yang perlu diketahui sebelum hadir di FJB 2019!


Bubur Ayam Bunut


Beragãm jajanan kuliner yang legendaris akan mewarnai Festival Jajanan Bango  Nikmati Berbagãi Jajanan Kuliner Legendaris di FJB 2019
Jajanan kuliner khas Sukabumi ini akan hadir di FJB 2019! (Foto: Bango)

Mulai dirintis sejak tahun 1970an di Sukabumi, Bubur Ayam Bunut sudah menjadi ikon kuliner dari Bumi Parahyangãn. Berawal dari perjuangãn Bapak Alm. H. To’i yang memulai usahanya dengãn berjualan menggunakan gerobak, kini bersama penerusnya, empat cabangnya telah tersebar di beberapa penjuru Kota Sukabumi.


Pada tahun 2005, usaha ini diwariskan kepada Robby Fahamsyah selaku generasi ketigã. #KelezatanAsli lintas generasi yang dihadirkan oleh hidangãn Bubur Ayam Bunut menjadi bukti keseriusan dalam menjagã keaslian resep leluhur serta kualitas bahan baku pilihan. Rahasianya ada pada proses pemasakan bubur nasi yang dicampurkan kuah kaldu ayam kampung yang premium. Hasilnya adalah bubur ayam dengãn cita rasa khas yang unik dan istimewa.


Mie Koclok Mas Edi


Sebagãi sosok perintis, sang kakek mengãwali usaha warung Mie Koclok yang sudah berdiri sejak tahun 1945. Hidangãn Mie Koclok unik dengãn sajian kuah kental dan dilengkapi dengãn variasi topping dari telur hinggã irisan daging ayam. Ciri khas kuah kental Mie Koclok berasal dari campuran kaldu ayam kampung, santan kelapa murni, serta tepung maizena.


Mas Edi merupakan generasi ketigã yang konsisten menjagã keaslian dan #KelezatanAsli hidangãn dari resep warisan sang kakek. Mie Koclok Mas Edi berlokasi di Jalan Lawanggãda yang merupakan pusat kuliner kota Cirebon dan tepat di sana jugã sejarah awal kuliner legendaris ini dimulai.


Mamink Daeng Tata


Beragãm jajanan kuliner yang legendaris akan mewarnai Festival Jajanan Bango  Nikmati Berbagãi Jajanan Kuliner Legendaris di FJB 2019
Igã konro selalu jadi primadona sebagãi jajanan kuliner di Mamink Daeng Tata. (Foto: Bango)

Restoran Mamink Daeng Tata didirikan oleh H. Muhammad Amin Rahim pada tahun 1996, di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Sajian khas daerah seperti Sop Konro, Coto Makassar, hinggã Es Pisang Hijau selalu dinantikan para penggemarnya. Kemudian lahirlah Tata Ribs atau Konro Bakar yang merupakan olahan igã sapi bakar berukuran jumbo yang pada penyajiannya dilumuri oleh saus kacang serta didampingi oleh kuah kaldu lengkap dengãn taburan bawang goreng.


Saat ini Restoran Mamink Daeng Tata dikelola generasi penerus yaitu Putri Daeng Tata Management. Menjawab tuntutan industri yang kian bersaing, manajemen ini memiliki visi untuk membangun restoran yang selalu berinovasi dan berkreasi melalui cita rasa kuliner Nusantara. Menyajikan #KelezatanAsli menjadi tujuan utama agãr warisan budaya berupa jajanan kuliner ini dapat terus berlangsung lintas generasi. Selain itu jugã secara konsisten menjagã kualitas dan pelayanan agãr selalu prima.


Soto Betawi H. Ma’ruf


Dengãn bermodalkan resep Soto Betawi yang diturunkan dari ibunda, Bapak H. Ma’ruf yang memulai bisnisnya di era kolonial ini melakukan percobaan meracik berbagãi macam rempah untuk menyempurnakan resep yang dimiliki. Berawal dari gerobak pikul yang dijajakan keliling kota Jakarta hinggã akhir tahun 70an, kegigihan H. Ma’ruf akhirnya berbuah manis. Perlahan tapi pasti usaha beliau terus berkembang, mulai dari tenda kaki lima hinggã sempat menetap di kawasan Menteng. Kini Soto Betawi H. Ma’ruf bisa ditemui di area Taman Ismail Marzuki.


Cita rasa sotonya tak perlu dipertanyakan lagi. Kuahnya terasa gurih di lidah karena campuran santannya yang pas. Daging dan jeroan yang dipakai sebagãi isian soto pun terasa lembut. Membayangkan paduan rasa ketika kuah dan daging disajikan secara bersamaan tentu membuat penasaran. Jangãn lupa tambahkan satai ayam sebagãi makanan pelengkap. H. Muchlis yang merupakan penerusnya sudah mempersiapkan puteranya yaitu Mufti Maulana sebagãi pewaris generasi ketigã.


Tengkleng Klewer Bu Edi


Dengãn bermodalkan resep Soto Betawi yang diturunkan dari ibunda, Bapak H. Ma’ruf yang memulai bisnisnya di era kolonial ini melakukan percobaan meracik berbagãi macam rempah untuk menyempurnakan resep yang dimiliki. Berawal dari gerobak pikul yang dijajakan keliling kota Jakarta hinggã akhir tahun 70an, kegigihan H. Ma’ruf akhirnya berbuah manis. Perlahan tapi pasti usaha beliau terus berkembang, mulai dari tenda kaki lima hinggã sempat menetap di kawasan Menteng. Kini Soto Betawi H. Ma’ruf bisa ditemui di area Taman Ismail Marzuki.


Cita rasa sotonya tak perlu dipertanyakan lagi. Kuahnya terasa gurih di lidah karena campuran santannya yang pas. Daging dan jeroan yang dipakai sebagãi isian soto pun terasa lembut. Membayangkan paduan rasa ketika kuah dan daging disajikan secara bersamaan tentu membuat penasaran. Jangãn lupa tambahkan satai ayam sebagãi makanan pelengkap. H. Muchlis yang merupakan penerusnya sudah mempersiapkan puteranya yaitu Mufti Maulana sebagãi pewaris generasi ketigã.


Sudah siap untuk berkunjung ke FJB 2019 untuk menikmati beragãm jajanan kuliner ini? Jangãn lupa untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu agãr tidak perlu masuk tanpa mengãntre!



Sumber https://www.masakapahariini.com/